- Sawah dilengkapi parit irigasi, drainase, dan jalan yang menghubungkan ke permukiman.
- Situs ini berasal dari masyarakat prasejarah di sepanjang hilir Sungai Yantze.
JERNIH — Arkeolog Cina menemukan hamparan sawah prasejarah, diperkirakan berusia 5.300 hingga 5.500 tahun, di Propinsi Zhejiang, Tiongkok timur.
Situs china.org melaporkan sawah kuno itu menghampar seluas 1.000 meter persegi, ditemukan di kawasan inti budaya Neolitik Hemudu, tempat aktivtas manusia prasejarah terjadi.
Akademi Penelitian dan Pengelolaan Warisan Budaya Kota Ningbo mengatakan mengatakan tiga punggung bukit, sembilan lubang, sisa padi dan gulma, ditemukan selama pekerjaan penggalian.
Sebuah parit untuk irigasi dan drainase juga digali di lokasi itu. Ada yang yang diyakini menghubungkan permukiman sekitar dengan sawah.
Temuan ini membantu mengungkap sistem persawahan yang lengkap saat itu, memberikan bahan penelitian untuk studi pola tanam padi di dataran Ningbo.
Budaya Hemudu, dinamai berdasarkan Kotapraja Hemudu di Ningbo, adalah tempat reruntuhan kali pertama ditemukan. Situs ini berasal dari masyarakat prasejarah di sepanjang hilir Sungai Yantze dan terkenal dengan pertanian padi dan arsitektur bergaya punggung yang uni.
Desember 2020, arkeolog Tiongkok juga melaporkan temuan sawah tertua di dunia di Yuyao, Propinsi Zhejaing. Sawah itu diperkirakan berusia 6.300 tahun, atau satu milenium lebih tua dari sawah Hemudu.
Sawah terletak di Reruntuhan Shi’ao, dekat Situs Hemudu, dengan luas 900 ribu meter persegi. Namun yang baru bisa digali seluas 7.000 meter.
Situs ini menunjukan kerumitan sawah berpola kisi-kisi, dengan jalan dan irigasi, dan diperkirakan berasal dari Kebudayaan Liangzhu (2.900-2.500 SM).