Site icon Jernih.co

Arkeolog Temukan Bukti Pembantaian Indian Acolhua Meksiko oleh Penakluk Spanyol

JERNIH — Arkeolog dari Lembaga Antropologi dan Sejarah Nasional (INAH) Meksiko menemukan rincian bukti penghancuran kota pra-Hispanik di Dunia Baru dan pembantaian peduduk oleh penakluk Spanyol.

Penemuan diumumkan 18 Januari 2021 lalu, yang membuka mata sejarawan tentang apa yang dilakukan penakluk Spanyol terkenal Hernan Cortes.

Cortes mengirim 200 prajurit dan 15 penunggang kuda yang dipimpin Gonzalo de Sandoval ke Zultepec-Tecoaque, kota pra-Hispanik. Perintah yang dibawa De Sandoval adalah hancurkan kota, bantai semua penduduk.

Perintah itu diyakini sebagai balas dendam terhadap orang-orang Acolhua, suku bangsa yang membangun dan mendiami Zultepec-Tecoaque. Acolhua menangkap 450 orang dari kapal Spanyol tahun 1520, dan membunuhnya sebagai pengorbanan ritual.

Tahanan terdiri dari pria, wanita, anak-anak dari Eropa, plus suku-suku lokal yang bersekutu dengan penakluk. Pembunuhan tahanan itu terjadi di setiap acara pengobanan ritual selama delapan bulan.

Arkeolog menemukan tulang-tulang korban, patung dewa, dan berbagai barang pribadi milik para tahanan.

Martinez Vargas, direktur situs Zultepec-Tecoaque, penduduk setempat menyebut kota itu sebagai ‘tempat mereka makan’. Artinya, di kota inilah dewa-dewa memakan mereka yang dikorbankan.

Saat De Sandoval datang, Zultepec-Tecoaque adalah kota berpenduduk 5.000 jiwa. Di kota ini, bangsa Acolhua melawan pendudukan Spanyol.

Kejatuhan kota ini menandai awal penaklukan Meksiko-Tenochtitlan lima ratus tahun lalu. Tidak seluruh penduduk terbantai, setengah dari mereka melarikan diri ke hutan dan kembali ke kota untuk bertahan hidup.

Bukti-bukti pembantaian De Sandoval di kota itu sangat menarik. “Kami menemukan tulang-tulang 10 wanita dewasa yang tampaknya melindungi anak-anak mereka,” kata Martinez Vargas. “Di samping tulang-tulang itu terdapat, tulang-tulang bayi usia antara sepuluh sampai lima tahun.”

Mereka, terutama wanita, yang berlindung di kamar juga dihabisi dan tubuhnya dimutilasi. Bukti mutilasi terlihat dari tulang-tulang yang terserak, tidak menyatu.

Kuil penduduk kota dibakar. Patung dewa dipenggal. Semua bukti itu adalah representasi perlawanan terhadap penaklukan Spanyol.

Semua bukti arkeologis berjumlah 25 ribu, ditemukan di area seluas 3,5 hektar dari 32 hektar situs Zultepec-Tecoaque.

Dari sekian banyak temuan, ada yang paling menarik. Yaitu oven dan struktur dinding sebuah rumah yang bernuansa Eropa. Itu membuktikan sempat terjadi pertukaran budaya di Zultepec-Tecoaque.

Pertukaran budaya ini disebabkan satu hal, yaitu tidak seluruh tahanan kulit putih diperlakukan secara keji di Acolhua. Berapa tawanan diperlakukan sebagai tamu dan dibiarkan bebas di dalam kota sebelum dikorban untuk dewa.

Saat itulah, meski dalam waktu singkat, tawanan kulit putih memperkenalkan kebudayaan Eropa.

Exit mobile version