Site icon Jernih.co

Arkeolog Temukan Harta Karun Era Abbasiyah, Narasi Sejarah Islam Berubah

Yerusalem — Arkeolog menemukan 450 koin emas, harta karun dari Dinasti Abbasiyah, selama musim panas.

Koin diperkirakan berusia 1.100 tahun. Temuan terjadi pada 18 Agustus, dan seluruh koin dalam kondisi barik.

Temuan baru dipublikasikan Senin lalu, setelah arkeolog memastikan usia dan asal harta karun itu.

“Ini kali pertama kami menemukan harta karun dalam lima puluh tahun,” kata Kamil Sari, warga Palestina yang menjabat kepala kantor wilayah utara Otoritas Barang Antik Israel, kepada Arab News.

Harta karun ditemukan saat arkeologi menggali di dekat Tembok Barat kota tua Yerusalem. Seluruh koin emas terdapat di dalam kendi tembikar.

Saat kendi tembikar dibersihkan, seorang sukarelawan membukanya dan menemukan koin emas di dalamnya.

Sari mengatakan sebagian uang logam itu terbuat dari emas murni, dan bertanggal 946 Masehi. Beberapa dicetak di kota Ramleh, dan lainnya dibuat di dekat Kairo.

Pejabat arkeologi Israel yang berbasis di Haifa mengatakan kepada Arab News bahwa sebulan lalu lebih banyak koin dari periode kekuasaan Islam ditemukan.

Nazmi Al-Jubeh, arkeolog Palestina dan profesor sejarah Universitas Bir Zeit, mengatakan kepada Arab News; “Ini penemuan penting karena membantu menerangi periode Abbasiyah yang oleh beberapa orang coba dianggap sebagai langkah mundur dalam peradaban Islam, terutama dibanding periode Bizantium yang sukses.”

Penemuan tak jauh dari Masjidil Aqsa ini digambarkan Otoritas Barang Antik Israel seabgai sesuatu yang langka.

Associated Press menulis harta karun itu, yang ditemukan sukarelawan muda, termasuk ratusan keping koin lebih kecil dari koin emas. Kepingan kecil berfungsi sebagai mata uang denominasi.

Menutip Robert Kool, seorang ahli koin, Associated Press mengatakan analisis awal menunjukan koin itu dari akhir abad ke-9, atau zaman keemasan Kekhalifahan Abbasiyah, yang menguasai sebagian besar Timur Dekat dan Afrika Utara.

Nazmi Al-Jubeh mengatakan arkeolog dari seluruh dunia, termasuk Israel, perlahan mengubah narasi tentang priode Islam era Abbasiyah, Umayyah, dan Ayyubiyah.

“Sebelumnya, arkelolog mengklaim — akibat tidak memiliki monumen besar yang mewakili era kekuasaan itu — peradaban tiga dinasti itu tidak perlu dibicarakan,” kata Al Jubeh.

Penemuan terbaru, plus penemuan beberapa tahun terakhir, menyebabkan sejarawan dan arkeolog merevisi teori mereka.

Dia juga mengatakan koin yang ditemukan di tanah Palestina harus dikambalikan ke Palestina seusai hukum internasional.

Sumber di Yordania, yang mengeahui masalah ini, mengatakan setiap tahun Palestina dan Yordania mengirim laporan ke Unesco untuk menuntut pengembalian temuan arkeolog yang diambil dari wilayah pendudukan.

Exit mobile version