Site icon Jernih.co

Arkeolog Temukan Kota Penyelam Mutiara Berusia 1.500 Tahun di Teluk Persia

Photo shows the oldest pearling town on Siniyah Island in the Emirate of Umm Al Quwain in the United Arab Emirates, undated. Artifacts found in this town, date as far back as the region’s pre-Islamic history in the late 6th century. (Umm al-Quwain Department of Tourism and Archeology/Newsflash)

JERNIH — Sejumlah arkeolog menemukan kota komunitas penyelam mutiara komersial di Teluk Persia, yang diperkirakan berusia 1.500 tahun.

Situs ananova.news memberitakan kota abad keenam yang kini terletak di negara bagian Umm al-Quwain di Uni Emirat Arab (UEA) pernah menjadi rumah bagi ribuan pekerja, produsen, dan penjual mutiara.

Komunitas mutiara yang lebih kecil tinggal sementara di kota itu. Para ahli memperkirakan komunitas mutiara yang lebih besar membangun kota ini dari batu dan pohon palem.

Departemen Pariwisata dan Arkeologi Umm al-Quwain mengatakan kota penyelam mutiara itu terletak di Pulau Al Siniyah, dekat biara Kristen bersejarah. Kota berkembang selama akhir abad keenem sampai pertengahan abad kedelapan Masehi.

Artinya, kota ini telah ada sebelum Islam muncul dan berkembang. Kota ini juga dikenal sebagai permukiman urbanisasi terbesar yang pernah ditemukan di Uni Emirat Arab.

Timothy Power, profesor rekanan arkeologi Universitas Uni Emirat Arab, mengatakan mutiara masih menjadi industri utama UEA selama ratusan tahun.

Pada abad ke-19, dua per tiga populasi Abu Dhabi terlibat dalam panen dan penjualan mutiara.

Exit mobile version