- Artis sungguhan siap dieksploitasi habis-habisan, nggak minta bayaran, nggak pernah sakit, dan bebas skandal.
- LG Electronics, setelah tak lagi bikin smartphone, ikutan binin artis virtual.
- Di Indonesia, pasar artis virtual Korea sebentar lagi tumbuh. Maklum, apa pun yang ngetop di Korea akan populer di sini.
JERNIH — Jika Anda penggemar K-Pop, bayangkan kelak Anda lebih mengidolakan penyanyi virtual ketimbang BTS, BLACKPINK, Girl’s Generation, dan semua ‘artis sungguhan’?
Jangan mengatakan tidak mungkin. Korea sedang mengalami demam penyanyi virtual, dan apa pun yang disukai di negeri Ginseng cepat atau lambat menular ke Indonesia.
Penyanyi vitual mirip, bahkan sangat mirip, manusia. Di Korea, kemunculan penyanyi virtual sering menimbulkan ketidak-nyamanan banyak orang. Namun, jumlah mereka terus bertambah karena perusahaan berusaha mengkapitalisasi ceruk pasar menggunakan keunggulan kompetitif mereka.
Rozy, influencer pertama di Korea yang dirancang pembuat konten Sidus Studio X, akan memulai karier baru sebagai penyanyi akhir bulan ini. Ia akan tampil membawakan lagu yang diproduksi Jung Jae-won dari band indie Vanilla Acoustic, yang berada di balik sukses lagu-lagu band indie BOL4. Untuk proyek ini Sidus Studio X bermitra dengan perusahaan produksi MUSIC VINE.
Sidus meniupkan kehidupan baru ke dalam Rozy, dengan menggabungkan wajah-wajah berbeda yang disukai kaum milenial dan generasi Z, atau lebih dikenal dengan generasi MZ, menggunakan kecerdasarn buatan (AI).
Bintang virtual ini kali pertama dikenal publik melalui iklan TV untuk perusahaan asuransi Shinkan Life. Tujuannya menarik perhatian generasi MZ.
Upaya eksperimental itu berhasil. Pada hari Minggu, iklan yang menampilkan Rozy mencapai lebih 11 juta tampilan di YouTube. Rozy memiliki 110 ribu pengikut di Instagram, dan menjadi berita utama di TVN Dr Park;s Clinic yang dibintangi aktor Lee Seo-jin.
Namun, penyanyi maya pertama bukan Rozy, tapi Adam — yang lahir tahun 1998. Adam tak populer dan tenggelam, tapi itu tidak membuat generasi berikut di industri hiburan berhenti menampilkan kembali penyanyi virtual dengan sosok lebih populer.
Sidus bukan satu-satunya perusahaan yang melahirkan penyanyi virtual. Sejumlah perusahaan memperlihatkan minat menampilkan artis virutal.
Alasan mereka sederhana. Artis virtual bisa tampil 24 jam tanpa kenal lelah, apalagi sakit. serta bebas skandal.
LG Bikin Artis Virtual
LG Electronics, setelah tak lagi bikin smartphone, bergabung dalam lomba menghidupkan influencer virtual Reah Keem. Januari 2022, LG menandatangani nota kesepahaman dengan label musik Mystic Story sebagai upaya mempromosikan Keem.
Yoon Jong-shin, pendiri Mystic Story, siap memproduksi album debut Keem yang akan segera tersedia di rak-rak toko. Yoon adalah penyanyi/penulis lagu/produser yang merilis serangkaian hits. Salah satunya Like It (2017).
“Kami akan memberi Keem dukungan tak tergoyahkan agar bisa menjadi bintang global yang memimpin pasar metaverse,” kata Mystic dalam pernyataannya.
Keem, yang diciptakan melalui grafik komputer dan AI, tapil di depan umum kali pertama dalam Consumer Electronics Show (CES) 2021 — salah satu pameran teknologi. Menggenakan hoodie merah muda, manusia virtual itu memperkenalkan produk baru LG menggunakan bahasa Inggris yang fasih.
“Manusia virtual dapat bekerja saat fajar menyingsing dan tidak akan jatuh sakit,” kata Yoon di acara Park Myung-soo’s Radio Show KBS Cool FM pada 17 Januari. “Saya yakin penyanyi virtual punya pasar sendiri.”
Keem saat ini memiliki 150 ribu pengikut di Instagram. Seperti Rozy, Keem juga mulai menyita perhatian masyarakat Korea.
Humap Contens, perusahaan hiburan lainnya, juga punya penyanyi virtual bernama Yuna. Korea Times menulis Yuna tampil sejak tahun lalu lewat lagu Kiss Me, dan Januari 2022 lalu merilis Lonely. Rencananya, Yuna akan mengadakan konser metaverse, Maret 2022.
“Pandemi Covid-19 membuat orang mencari pengalaman digital yang lebih menghibur,” kata Kang Shin-kyu, peneliti di Korea Broadcast Avertising Corporation (KOBACO). “Jadi, jumlah penyanyi virtual kemungkinan akan meningkat, setidaknya untuk sementara waktu.”
Bagimana dengan artis sungguhan? Mereka tetap punya pasar sendiri, meski mungkin harus berbagi rezeki dengan pembuat artis virtual.