- William Burns, direktur CIA, secara terbuka menyebut Cina sebagai ancaman geopolitik AS.
- Cina memperingatkan tidak ada rubah licik bisa mengalahkan pemburu yang baik.
JERNIH — Pekan lalu, CIA secara terbuka mengumumkan pembentukan unit khusus untuk memata-matai Cina. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), atau militer Cina, menyerukan perang rakyat.
SputnikNews memberitakan William Burns, direktur CIA, menyebut Cina sebagai ancaman geopolitik terbesar AS. Burns juga menyebut Cina sebagai kekuatan ekonomi Asia.
South China Morning Post (SCMP), surat kabar yang berbasis di Hong Kong, melaporkan respon akun media sosial yang dijalankan PLA terahdap kabar pembentukan unit khusus CIA untuk memata-matai Cina.
“CIA secara terang-terangan merekrut agen khusus, pasti memiliki metode lebih jahat dan tak tertahankan di baliknya,” demikian tulisan yang diposting di Weibo.
Postingan lain berbunyi; “Tidak ada rubah licik yang bisa mengalahkan pemburu yang baik. Untuk menjaga keamanan nasional, kami hanya perlu mempercayai rakyat dan bergantung pda rakyat.”
Akun itu, SCMP memberitakan, mengatakan perang rakyat diperlukan untuk melawan agen spionase AS, dan membuat mata-mata tidak mungkin beroperasi dan menyembunyikan diri.
Kabar tentang CIA’s new China Mission Centre, atau Pusat Misi Cina CIA, muncul 7 Oktober lalu. Direktur CIA William Burns menyebut RRC sebagai ancaman geopolitik paling penting di abad ke-21.
Leon Panetta, mantan direktur CIA dan menteri pertahanan pemerintahan Barrack Obama, menyambut baik pembentukan unit itu.
“Tidak diragukan lagi kita benar-benar membutuhkan intelejen yang jauh lebih baik untuk tahu apa yang sedang dilakukan Cina,” kata Panetta kepada Politico pekan lalu.
Cina, masih menurut Panetta, adalah target yang sangat sulit ditembus. Untuk alasan itu, pembentukan unit khusus sangat masuk akal.
Sebuah klip video yang beredar luas di di Cina dalam beberapa hari terakhir menuduh CIA merekrut agen yang fasih berbahasa Mandarin, Kanton, Hakka, dan Shanghai.
Berbicara kepada penyiar CGTN, media internasional Cina, pekan lalu wakil Menlu Cina Le Yucheng meragukan janji AS untuk tidak memulai perang dingin baru dengan Beijing.
“Secara internasional AS menciptakan kekacauan satu demi satu, melalui revolusi warna dan transformasi demokratis,” kata Le.