- Tidak ada pengumuman perang dari Washington, tapi pers Barat melaporkan rudal Tomahawk menghantam Yaman.
- AS dan Inggris mengatakan serangan didukung Australia, Belanda, Bahrain, dan Kanada.
JERNIH — Washington dan London belum mengumumkan apa pun, tapi media AS dan Inggris melaporkan kedua negara mulai menyerang Houthi di Yaman.
Kabar ini dibenarkan Abdulsalam Jahaf, juru bicara Houthi, dengan mengatakan jet-jet tempur AS dan Inggris kota Sanaa, Hodeidah, Dhamar, dan Saada.
“Sekarang AS dan Inggris menyerang kami,” kata Jahaf. “Kami akan mendisiplinkan mereka.”
Mengutip saksi lokal, kantor berita Reuters melaporkan setidaknya ada tiga ledakan. Namun tidak ada penjelasan di mana ledakan terjadi.
Resminya bernama Ansar Allah, atau Pendukung Allah, tapi dunia lebih suka menyebutnya Houthi. Sejak Israel membantai penduduk Gaza lewat udara, Houthi memperlihatkan solidaritasnya dengan mengubah Laut Merah sebagai front tempur.
Houthi menyerang sedikitnya 20 kapal niaga yang melintas Laut Merah — jalur utama yang menghubungan Eropa dan Asia lewat Terusan Suez.
Perusahaan-perusahaan besar merespon dengan mengubah rute dengan mengelilingi Afrika. Akibatnya harga dan biaya asuransi melonjak.
Target Serangan
CNN, Jumat 12 Januari, meaporkan AS menyerang sejumlah sasaran di Yaman dengan rudal Tomahwak. SABA, kantor berita Yaman, mengabarkan ledakan terjadi di Sanaa, Hodeidah, Saada dan Dhamar.
Koresponden Al Mayadeen melaporkan rudal Tomahawk menghantam bandara Al Hudaydah di Distrik Zabid, wilayah pesisir Laug Merah di sebelah barat Yaman.
Di Saada serangan AS dan Inggris menargetkan kamp Kahlan. Sedangkan Pentagon mengumumkan agresi AS menargetkan 12 lokasi di Yaman dengan menggunakan rudal jelajah dan kapal selam.
Politico, mengutip pejabat Depatemen Pertahanan AS, mengatakan serangan AS dan Inggris didukung Australia, Belanda, Bahrain, dan Kanada.