- Sejumlah negara Arab juga mendesak Israel agar menghentikan perang sebelum Ramadhan.
- Itulah yang membut PM Netanyahu bertekad menghanguskan Rafah sebelum Ramadhan.
JERNIH — AS mengirim surat ke Israel, meminta penghentian agresi terhadap Rafah selama bulan suci Ramadhan.
Amichai Stein, analis politik saluran berita Kan, mengatakan pesan kategoris AS ini menunjukan ketakutan mereka terhadap tindakan Israel di Rafah selama Ramadhan. Sebab, situasi itu tidak hanya memperburuk situasi di Gaza, tapi juga seluruh kawasan.
Menurut Stein, seperti dikutip situs Al Mayadeen, beberapa negara Arab juga meminta penghentian eskalasi di Gaza selama Ramadhan. Permintaan itulah yang mendorong PM Benjamin Netanyahu mendorong operasi militer di Rafah sebelum Ramadhan dimulai.
Israel mengumumkan menyerang Rafah setelah menolak usulan gencatan senjata Hamas. Keputusan PM Benjamin Netanyahu menimbulkan reaksi balik dan negara-negara Arab dan Barat.
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit memperingatkan konsekuensi serius jika Tel Aviv menyerang Rafah. “Rencana ini menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas regional,” kata Aboul Gheit.
Menurutnya, dunia harus menyadari praktek Israel mengosongkan Gaza dan melakukan pembersihan etnis secara menyeluruh. Amnesty Internasional mengeluarkan peringatan keras dengan mengatakan serangan ke Rafah adalah genosida besar.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan rencana Israel menyerang Rafah mengkhawatirkan. “1,4 juta warga Palestina berdesakan di Rafah tanpa tempat tinggal dan menghadapi kelaparan,” kata Borrell di X.