- Artefak dicuri saat terjadi invaksi koalisi pimpinan AS ke Irak tahun 2003.
- Artefak berasal dari semua situs arkeologis terbengkalai akibat kondisi politik.
JERNIH — Washington mengembalikan 17 ribu artefak kuno hasil dibawa ke AS dan negara-negara lain ke Irak.
Kementerian Kebudayaan Irak, Selasa 4 Agustus, mengatakan pengembalian ini adalah restitusi terbesar dalam sejarah.
Sebagianbesar artefak berasal dari era Mesopotamia sekitar 4.000 tahun lalu. Artefak itu ditemukan dalam perjalanan PM Irak Mustafa Al-Kadhimi ke AS.
“Ratusan artefak juga ditemukan, dan telah dikembalikan, di Belanda, Jepang, dan Italia,” kata Menlu Irak Fuad Hussaindalam konferensi pers bersama Menteri Kebudayaan Hasan Nadhim.
Nadhim mengatakan restitusi ini adalah upaya berbulan-bulan antara pemerintah dan Kedubes Irak di Washington.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Masih ada ribuan artefak Irak yang diselundupkan ke luar negeri,” kata Nadhim seperti dikutip Arab News. “Resolusi PBB mendukung kami mendapatkan kembali artefak yang diselundupkan.”
Menurutnya, penyelundup terjebak oleh undang-undang dan dipaksa menyerahkan artefak ini.
Artefak itu diserahkan ke Kementerian Kebudayaan dalam peti kayu besar. Beberapa dipajang. Namun, menurut Kementerian Kebudayaan, potongan paling signifikan akan diperiksa dan ditampilkan kepada publik di Museum Nasional Irak.
Sejak invasi AS yang mengakhiri pemerintahan Saddam Hussein tahun 2003, artefak Irak dijarah dan diselundupkan ke AS dan negara-negara lain. Pemerintah Irak menuntut pengembalian artefak-artefak bersejarah itu setelah keadaan mulai stabil.
Penjarahan terjadi akibat situs-situs arkeologi di sekujur Irak terabaikan, dan menjadi incaran pencuri.