Fort Benning — AS dikabarkan sedang menguji senjata baru yang diyakini akan mengubah pertempuran di era modern.
Situs military.com melaporkan senjata itu berupa drone dengan peluncur granat 40mm, yang dapat menghancurkan target musuh terlindung.
Uji coba dilakukan di Fort Benning, Georgia. Senjata kemungkinan dibuat oleh Skyborne Technologies Pty. Ltd. Ed Davis, direktur Army Futures Command Manuever Battle Lab, mengatakan; “Salah satu sasaran, terutama untuk infanteri, adalah counter-defilade.
Defilade, masih menurut Davis, mengacu pada perlindungan pasukan infanteri dari tembakan musuh. Drone memiliki berat 14 pound, dengan jangkauan terbang dua mil, dan mampu menembakan tiga granat.
Dua tahun lalu militer AS mengakhiri perjanjian dengan Orbital ATK Inc, yang memproduksi senjata airburst XM25 25mm. Perusahaan itu gagal mengirim 20 senjata sesuai kesepakatan kontrak.
“Terkadang sistem baru, seperti XM25, sulit dijual,” kata Davis. “Industri tahu militer butuh counter-defilade, tapi dalam kebanyakan kasus kemampuan yang ditawarkan tidak sesuai.”
Tahun lalu militer AS juga menguji sistem pesawat tak berawak (UAS) yang membawa senjata antitank ringan (LAW) era Vietnam.
AS butuh senjata yang mampu melindungi pasukannya untuk konflik yang dibuatnya di banyak negara, seperti Afghanistan, barat laut Paksitan, Irak dan Suriah.