Tasikmalaya – Di arena, atlet selalu dipuja dan dielu-elukan penggemarnya. Apalagi ketika meraih emas dan menjadi juara. Namun ironi seringkali terjadi di luar lapangan. Seperti yang dialami peraih medali emas SEA Games 2019 Muhammad Taufik Ridho.
Jangankan sambutan meriah bagi salah satu putra terbaik Tasikmalaya ini untuk transportasi saja ia harus pulang sendiri dengan menggunakan kendaraan umum. Padahal Taufik mempersembahkan dua medali, pertama medali emas dalam cabang olah raga Modern Pentathlon kategori Mens Beach Laser Individual serta mendali perunggu dalam kategori Beach Triathle Individual pada SEA Games 2019 Filipina.
Atlet asal Kampung Cimangu, Desa Cimangu Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya itu pulang ke kampung halamannya ke Tasikmalaya dengan menggunakan kendaraan umum Elf. Bahkan harus dijemput oleh petugas dari Polres Tasikmalaya, Senin (9/12/2019) malam.
Mendapati informasi, Muhammad Taufik pulang gunakan kendaraan umum, Polres Tasikmalaya berinisiatif menjemputnya di kawasan Cilawu, Kabupaten Garut. “Kami mendapat informasi atlet yang sudah harumkan nama bangsa dan daerah Tasikmalaya pulang dengan naik elf, maka kami inisiatif kirim anggota untuk jemput Taufik, ini bentuk kebanggaan saya dan tentunya warga Tasikmlaya atas prestasi yang ditorehkannya,” kata Kapolres Tasikmalaya AKBP Dony Eka Putra, seperti dikutip dari GalamediaNews.
Saat tiba di Mapolres Tasikmalaya ia didampingi istri serta ponakanya yang masih kecil. Ada juga Pemerintah Desa Cimanggu. Tanpa kehadiran KONI Kabupaten Tasikmalaya maupun Pemerintah Daerah Tasikmalaya. Saat tiba di Mako penyambutan sederhana oleh jajaran Polres Tasikmalaya. Padahal, berkat kegigihan usahanya, bendera merah putih dan lagu Indonsia Raya berkumandang di Filipina.
Muhammad Taufik Ridho mengungkapkan, perjalanan dirinya menjadi atlet berprestasi tidaklah mudah. Belajar secara otodidak untuk bisa merasakan prestasi internasional dengan sepuluh tahun latihan keras.
“Sepuluh tahun saya menggeluti olahraga ini. Alhamdulillah SEA Games 2019 ini bisa membuahkan hasil. Medali ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, istri serta keluarga saya di Cimanggu juga tentunya Tasikmalaya serta Bangsa Indonesia,” katanya.
“Alhamdulillah saya dijemput oleh Jajaran Kepolisian Tasikmalaya, kalau dari jakarta diantar sama Kementrian Pemuda dan Olahraga sampai Bandung. Dari Bandung saya naik angkutan umum. Tapi sampai Cilawu saya turun karena dijemput oleh mobil polisi. Saya ucapkan terima kasih kepada pak Polisi,” katanya.
Taufik mengungkapkan, yang memotivasinya berprestasi yaitu keinginan bertemu ibu yang menjadi TKI Di Arab Saudi. Meski tidak pernah sempat bersimpuh karena ibunya wafat sebelum dirinya meraih prestasi. Namun ia tetap bangga miliki ibu seorang TKI yang menghidupi keluarga.
“Motivasinya ingin ketemu ibu di arab saudi yang jadi TKI, makanya saya berlatih ingin berprestasi. Walau gak sempet ketemu ibu karena wafat. Saya ditinggalkan ibu saya kerja menjadi TKI sejak kecil sejak tahun 1983,” katanya.
Taufik bertekad akan terus berjuang untuk berprestasi dan persiapan menghadapi perhelatan Asian Games 2021 mendatang. [Zin]