- Cina menegur Australia bahwa AUKUS dapat merusak Perjanjian Rorotonga.
- Kapal Selam Nuklir membuat Australia mampu memperluas jangkauan patroli sampai ke utara Taiwan.
JERNIH — Cina memperingatkan Australia akan kemungkinan menjadi sasaran nuklir jika perang nuklir pecah di kawasan Pasifik.
Mengutip seorang pakar militer tak disebut nama, Global Times — surat kabar corong Partai Komunis Cina (PKC) — memberitakan memberi kemampuan Australia mengerahkan kapal selam nuklir jarak jauh akan meningkatkan risiko kesalahan perhitungan militer yang dapat menyebabkan konflik.
Reaksi keras Beijing muncul setelah Australia, Inggris, dan AS, membentuk kesepakatan AUKUS. Salah satu butir kesepakatan adalah melengkapi Australia dengan teknologi propulsi nuklir, bukan senjata nuklir.
Presiden AS Joe Biden dan PM Australia Scott Morison, menurut Politico, menekankan Canberra tidak berusaha mempersenjatai diri dengan nuklir.
Cina juga menegur Australia bahwa AUKUS dapat melanggar Perjanjian Rorotonga, yang mencakup larangan produksi, kepemilikan, dan perolehan senjata nuklir.
Memperluas Patroli
Beijing layak marah dengan kesepakatan AUKUS. New York Times memberitakan kapal selam nuklir Australia yang baru memungkinkan negara itu berpatroli sejauh utara Taiwan.
Kapal selam nuklir akan membuat AL Australia keunggulan besar, karena mampu melakukan perjalanan lebih cepat dan dapat bertahan di bawah air lebih lama dibanding kapal selam konvensional.
Pusat Evaluasi Strategis dan Anggaran (CSBA), think tank berbasis di AS, memperkirakan kapal selam konvensional berangkar dari Perth ke Laut Cina Selatan dalam sebelas hari. Kapal selam nuklir dapat bertahan dua bulan di tengah laut.