Site icon Jernih.co

Australia Hadapi Bencana Ekologis Burung Beo Mabuk

JERNIH — Australia bersiap menghadapi bencana ekonomis bernama burung beo mabuk, dengan menyelamatkan sebanyak mungkin mahluk eksotis itu dari kebanyakan alkohol.

ABC News melaporkan Desember adalah akhir musim mangga di wilayah Kimberley, Australia Barat. Ada banyak buah mangga masak yang jatuh ke tanah dan membusuk.

Buah mangga yang membusuk di bawah sinar matahari sangat kaya gula dan menghasilkan alkohol dalam jumlah tinggi. Kelimpahan minuman keras gratis ini adalah ancaman nyata bagi burung beo sayap merah yang kecanduan mangga terifermentasi.

Paul Murphy, seorang dokter hewan, mengatakan setidaknya enam burung ditemukan teler dan dibawa ke RS Hewan Broome selama sepekan terakhir.

“Biasanya mereka menderita beberapa hari. Mereka lesu dan kekurangan gizi,” kata Murphy.

Enam burung beo itu adalah yang beruntung. Mereka ditemukan tak berdaya, tak bisa terbang, dan seolah pasrah menerima nasib. Ratusan lainnya mungkin tak beruntung dan menjadi santapan kucing liar sebelum bisa pulih.

“Kami mendengar laporan burung menabrak jendela atau terduduk tak bisa terbang di di depan halaman rumah,” kata Murphy.

Alkohol mempengaruhi sistem motorik burung. Jika tidak bisa terbang, burung akan terbang tak tentu arah.

Ilmuwan mengatakan burung beo sayap merah tampaknya satu-satunya spesies yang bermasalah dengan mangga terfermentasi. Kematian akibat alkohol adalah harga yang harus dibayar burung-burung itu. Reproduksi pohon mangga liar juga akan berkurang.

“Etanol memberi semacam nilai ekologis untuk pohon,” kata Michael Considine, profesor di Universitas of Western Australia, kepada ABC News.

Burung beo tidak hanya memakan buah mangga di tempat. Terkadang, mereka membawa mangga itu sampai jauh dan menikmatinya sendirian sampai mabuk.

Biji mangga yang ditinggal akan tumbuh menjadi pohon baru, begitu seterusnya.

Exit mobile version