Site icon Jernih.co

Beberapa Kapal Selam yang Tenggelam Sepanjang Sejarah

Pada Mei 1968, kapal selam serang bertenaga nuklir Angkatan Laut AS, USS Scorpion, menghilang di Samudra Atlantik dengan 99 orang di dalamnya. Puing-puing kapal selam itu ditemukan pada bulan Oktober, sekitar 400 mil (644 km) barat daya pulau Azores, di kedalaman lebih dari 10.000 kaki (3.050 meter) di bawah permukaan laut.

JERNIH—KRI Nanggala 402 bersama 53 awak dan penumpangnya, kini telah menjalankan patroli abadi. Mereka yang telah mengorbankan nyawa dan kehidupan untuk kemaslahatan warga negeri ini, layak kita doakan menempati tempat tertinggi dalam ingatan kemanusiaan kita, serta maqam kembali yang terpuji di sisi Tuhan Yang MahaEsa.

Namun sepanjang sejarah, tak hanya Nanggala, kapal selam yang tenggelam dalam tugas menjaga kedaulatan laut. Ada banyak kapal selam lain. Berikut ini beberapa kapal selam yang tergolong besar, yang telah menjalani ‘eternal patrol’.  

Api membakar Losharik

Pada Juli 2019, kebakaran di kapal selam penelitian laut dalam Rusia bertenaga nuklir,  Losharik, menewaskan 14 awak kapal. Lima dari mereka selamat, menurut laporan, dan kapal selam itu bisa ditemukan dan diperbaiki.

Hilangnya ARA San Juan

Kapal selam diesel-listrik Argentina menghilang saat berpatroli pada November 2017. Setelah berminggu-minggu upaya pencarian dan penyelamatan, kapal itu dinyatakan hilang bersama 44 orang kru di dalamnya. Puing-puingnya ditemukan tahun berikutnya,  di sekitar 900 meter di bawah permukaan air.

Malapetaka Kursk

Pada 12 Agustus 2000, kapal selam berpeluru kendali Rusia, K-141 Kursk, tenggelam ke dasar Laut Barents setelah dua ledakan terjadi di haluannya.

Kesemua 118 orang di kapal selam bertenaga nuklir itu tewas. Setelah menemukan sisa-sisa orang yang tewas dari kapal selam, para pejabat Rusia menetapkan bahwa 23 anggota kru, termasuk komandan Kursk, selamat dari kecelakaan awal, sebelum meninggal karena tercekik kekurangan oksigen.

Tenggelamnya K-8

Kebakaran yang terjadi di atas kapal selam serang Soviet K-8 pada 8 April 1970 melumpuhkan kapal bertenaga nuklir itu di Teluk Biscay, memaksa kru untuk meninggalkan kapal. Awak kapal kembali naik kapal selam setelah kapal penyelamat tiba. Tapi kapal selam itu tenggelam saat ditarik di laut yang deras, membawa 52 awak terkubur selamanya.

Lenyapnya The Scorpion

Pada Mei 1968, kapal selam serang bertenaga nuklir Angkatan Laut AS, USS Scorpion, menghilang di Samudra Atlantik dengan 99 orang di dalamnya. Puing-puing kapal selam itu ditemukan pada bulan Oktober, sekitar 400 mil (644 km) barat daya pulau Azores, di kedalaman lebih dari 10.000 kaki (3.050 meter) di bawah permukaan laut.

Ada beberapa teori tentang bencana tersebut: pelepasan torpedo yang berputar ke belakang dan menghantam Scorpion secara tidak sengaja. Mungkin pula karena ledakan baterai kapal selam yang sangat besar, bahkan tabrakan dengan kapal selam Soviet.

Tenggelamnya K-129

K-129, kapal selam rudal balistik Soviet bertenaga nuklir, tenggelam pada 8 Maret 1968 di Samudra Pasifik, membawa semua 98 awak bersamanya.

Angkatan Laut Soviet gagal menemukan kapal tersebut. Sebuah kapal selam Angkatan Laut AS menemukannya di barat laut pulau Oahu di Hawaii pada kedalaman sekitar 16.000 kaki (4.900 meter). Sebuah kapal bor laut dalam, Hughes Glomar Explorer, berhasil menyelamatkan sebagian dari kapal selam itu dalam operasi rahasia. Sisa-sisa enam awak Soviet yang ditemukan di kapal selam itu terkubur di laut.

Ledakan di The Thresher

Pada 10 April 1963, The Thresher, kapal selam serang bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS hilang dengan 129 awak di dalamnya. Kapal selam itu pecah di perairan 8.400 kaki (2.560 meter) selama uji coba menyelam dalam di tenggara Cape Cod, Massachusetts.

Menurut tinjauan militer AS tentang kecelakaan itu, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa sambungan pipa di ruang mesin sistem air laut lepas, korsleting elektronik dan memicu penutupan reaktor kapal yang membuatnya tidak memiliki daya yang cukup untuk berhenti tenggelam.

Kecelakaan nuklir K-19

K-19, salah satu dari dua kapal selam rudal balistik nuklir Soviet, telah mengalami kerusakan dan kecelakaan sebelum diluncurkan. Selama pelayaran pertamanya, pada 4 Juli 1961, kapal selam mengalami kehilangan pendingin total di reaktornya di lepas pantai tenggara Greenland.

Kru teknik kapal mengorbankan hidup mereka guna menghidupkan sistem pendingin darurat. Dua puluh dua dari 139 pria di dalamnya meninggal karena paparan radiasi. 117 sisanya menderita berbagai tingkat penyakit radiasi. Kecelakaan itu digambarkan dalam film 2002 “K-19: The Widowmaker“. [Reuters/ditulis Gerry Doyle; editing oleh Karishma Singh]

Exit mobile version