- Semoga buku ini membuka jalan bagi penelitian lebih luas tentang fenomena selingkuh dan berselingkuh di organisasi penegak hukum.
- Diharapkan kelak ada buku tentang derita suami di organisasi penegak hukum yang menderita akibat diselingkuhi.
JERNIH – Perusahaan penerbitan REQBook kembali merilis buku baru berjudul Kenapa Layangan Itu Harus Putus? Kisah-kisah Pilu Istri Aparat karya penulis AD Prasetyo & Khafidlul Ulum.
Buku dibedah dan diluncurkan di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jumat 28 Juli 2023, dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan kademisi, pakar psikologi forensik, dan kriminolog.
AD Prasetyo mengatakan buku itu bercerita tentang kisah pilu sembilan istri aparat TNI dan Polri yang diselingkuhi dan ditelantarkan suaminya. Setiap istri bercerita sendiri tentang dirinya, mulai dari perkenalan, pacaran, menikah, berumah-tangga, dan berakhir tragis.
“Buku ini sebenarnya banyak ceritanya. Di awal proses pembuatan buku, ibu-ibu ini merasa sudah hopeless karena sudah bolak balik Div Propam ke Kantor Polisi, menemui komandannya tapi yang dia dapat justru hanya kekesalan,” kata pria yang akrab disapa Mas Tyo itu di sela-sela acara.
Menurut Tyo, segalanya berawal dari pertemuan dirinya dengan ibu-ibu Bhayangkari, atau istri-istri polisi, yang ingin kisah hidup mereka diliput media. Kepada mereka, Tyo mengatakan jika kisah-kisah itu ditulis di media akan jadi artikel panjang.
Tyo menawarkan gagasan merangkum semua kisah dalam satu buku. Alasannya sederhana, buku tidak dibatasi halaman dan setiap orang bias menceritakan kisahnya selengkap mungkin. Ibu-ibu itu setuju. Selanjutnya, Tyo pun menggandeng Khafidlul Ulum dalam penggarapan buku.
Pada kesempatan yang sama, Ulum mengatakan bahwa alasan memilih judul ‘Kenapa Layangan Itu Harus Putus? Kisah-kisah Pilu Istri Aparat’ karena saat itu judul terkait ‘Layangan’ sedang viral dan menjadi perbincangan publik terkait masalah rumah tangga seperti contohnya series ‘Layangan Putus’ yang diperankan oleh aktor ternama Reza Rahadian dan aktris Putri Marino serta Anya Geraldine.
“Lho kok pas kita menulis tentang persoalan rumah tangga yang dialami istri-istri para aparat seperti itu. Lama sih diskusinya, ‘ini apa yang paling menarik?’ Jadi kita sepakat judul pake pertanyaan saja, ‘Kanapa Layangan Itu Harus Putus?’ nah jawabannya ada di buku itu, tergantung kasus masing-masing,” kata Ulum.
Ia mengatakan buku berkisah tentang istri aparat, mulai dari sekadar dikhianati sampai ditelantarkan dengan tidak diberi nafkah. “Jadi background judul buku itu sebenernya sempat debat juga sama Mas Tyo, akhirnya kita kasih sub judul di bawahnya ‘Kisah-kisah Pilu Istri Aparat’ agar menjelaskan bahwa buku ini menceritakan istri-istri aparat yang menjadi korban,” katanya.
Korup, Brutal, dan Seks
Akademisi Filsafat UNJ Saifur Rohman mengatakan bahwa ada kisah yang menarik dirinya untuk membaca lebih dalam mengenai buku tersebut. “Pertama kali yang saya ingat adalah judul ‘Tubuhku Terenggut Janji Perwira’ nah ini kelihatannya menarik. Jadi sangat seksis, terlebih yang menulis adalah seorang wartawan, ini adalah orang-orang yang hebat menulis buku ini dengan sangat akurat dan tulisan yang bagus,” kata Saifur.
Menurutnya, buku ini menjelaskan dengan sangat bagus dalam bentuk cerita. Ketika dirinya membaca satu demi satu dari sembilan cerita istri para aparat, menjadi sangat mellow.
Hal yang sama disampaikan Kriminolog Child and Women Counselor Haniva Hasna. Ia mengatakan bahwa ketika perempuan menghadapi goncangan dalam rumah tangga, akan dihadapkan oleh pilihan yang sulit dan berat, terlebih sebagai istri seorang aparat.
“Ia dihadapkan dalam satu pilihan yang berat, saya mau jadi lemah atau saya menjadi kuat. Ketika saya lemah maka hilanglah semuanya, sudahlah kehilangan suami, kehilangan harga diri dan kehilangan anak-anak,” kata Haniva.
Haniva pun memberikan saran kepada audience yang masih dalam masa-masa pra nikah untuk mempertimbangan dengan matang aturan-aturan ketika akan hidup bersama pasangan kelak.
“Jadi ributlah sebelum nikah, buatlah aturan-aturan sebelum nikah. Jadi ketika sudah nikah, naik panggung, sudah beres aturan-aturan itu. Baik dari segi finansial, pekerjaan, pembagian peran dalam rumah tangga dan lain-lain,” kata dia.
Karena, menurutnya, ketika sudah masuk dalam dunia pernikahan jika batin daya juang tidak kuat, serta tidak ada evaluasi mengenai aturan-aturan yang telah dibuat dalam berumah tangga, maka pergeseran-pergeseran tersebut akan terjadi dan kehilangan semuanya.
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menilai bahwa buku tersebut mengingatkan pada pernyatannya tahun 2004 silam di salah satu sekolah kedinasan aparat. “Saya katakan bahwa di organisasi ini ada tiga perilaku, yaitu korup, brutal, dan seks. Tapi ketika ditanya angkanya? saya tidak bisa sebutkan,” kata Reza.
Ia mengatakan bahwa dalam buku tersebut bisa menjadi amunisi bagi dirinya untuk mendalami tesis bahwa di organisasi penegak hukum terdapat penyimpangan seperti korup, brutal dan seks.
Jika buku tersebut hanya menceritakan terkait dengan kisah pilu para istri aparat, Reza berharap akan ada penerbitan buku selanjutnya yang menceritakan tentang kisah pilu para suami yang menjadi korban.
“Karena realitanya adalah sejumlah kasus yang saya tangani dan membawa saya ke ruang persidangan adalah kasus-kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh para istri,” katanya.
“Perbedaannya adalah kalau perempuan berderai air mata, laki-laki murka. Tapi apakah kemudian tidak ada rasa sakit hati? Saya yakin rasa sakit hati itu ada,” ujarnya.
Mungkin buku ini menjadi menarik jika dijadikan pembuka bagi penelitian lebih luas tentang fenomena selingkuh dan berselingkuh di kalangan pejabat dan istri-istri pejabat.
Kita setidak bisa mengambil pelajaran dari lagu Hati Yang Luka karya Obbie Messakh dan dinyanyikan Betharia Sonata, yang ternyata membuka jalan bagi Phillips Yampolsky untuk meneliti fenomena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia.