Site icon Jernih.co

Belanda Tawarkan Kompensasi ‘Setengah Hati’ kepada Keluarga Korban Pembantaian 1946-1950

Amsterdam — Pemerintah Belanda menawarkan kompensasi kepada keluarga pejuang Indonesia yang dieksekusi tentara Belanda selama Perang Kemerdekaan antara 1945-1950.

Tawaran disampikan, Senin 19 Oktober 2020, menyusul putusan pengadilan Maret 2020 yang memerintahkan negara memberi kompensasi kepada janda dan anak-anak dari sebelas orang yang terbunuh antara 1946-1947 di Sulawesi Selatan.

Hakim yang memimpin sidang pengadilan saat itu menampik argumen pemerintah Belanda, yang menyatakan kekerasan selama Perang Kemerdekaan Indonesia terikat oleh undang-undang pembatasan.

Dalam surat bersama ke parlemen, Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok dan Menteri Pertahanan Ank Bijleveld mengatakan mereka tidak akan mengajukan banding atas putusan pengadilan Maret lalu itu.

“Anak-anak yang dapat membuktikan bahwa ayah mereka adalah korban eksekusi singkat berhak atas kompensasi,” kata Menlu dan Menhan Belanda itu seperti dikutip Aljazeera.

Kompensasi yang ditawarkan berjumlah 5.000 euro, atau Rp 86 juta. Namun mereka yang mengklaim kompensasi harus memenuhi serangkaian kriteria, termasuk bukti orang tua mereka telah dibunuh dalam eksekusi yang terdokumentasi, dan memegang bukti yang dieksekusi itu adalah benar ayah mereka.

Pengadilan Belanda sedang mendengarkan beberapa kasus kerabat lain, yang meminta kompensasi atas kekejaman tentara kolonial Belanda selama tindakan pembersihan untuk membasi pejuang kemerdekaan Indonesia.

Sedikitnya 860 orang tewas di depan regu tembak. Sebagian besar terjadi pada Desember 1946 dan April 2947 di Sulawesi Selatan.

Pemerintah Belanda meminta maaf tahun 2013 atas pembunuhan itu, dan mengumumkan kompensasi bagi janda yang terbunuh tapi secara konsisten menolak membayar ganti rugi kepada anak-anak mereka.

Tidak jelas berapa banyak yang akan meminta kompensasi kepad Belanda atas kekejaman tentara selama Perang Kemerdekaan. Yang pasti, akan sangat sulit bagi siapa pun membuktikan bahwa ayah mereka terbunuh oleh kekejian Belanda.

Exit mobile version