Padahal sebelumnya, waduk itu diklaim mampu mengendalikan banjir di Kota dan Kabupaten Serang, termasuk Kota Cilegon.
JERNIH-Sejak banjir merendam Kota Serang, Banten, pada Selasa (1/3) pagi di 43 titik, setidaknya ada 1.500 rumah terendam dan 3.500 warga terpaksa harus mengungsi. Di perumahan Padma Raya, ketinggian air mencapai 5 meter.
Mengutip Viva, akibat bencana ini lima orang dikabarkan meninggal, tiga anak-anak hanyut, satu orang dewasa tersengat listrik dan satu lainnya tertimbun longsor.
Walikota Serang, Syafrudin mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan rumah rusak, roboh dan yang hanyut terseret arus deras Sungai Cibanten. Dia juga meminta pengungsi jangan kembali dulu ke rumahnya masing-masing, sebab jika hujan turun lagi dikhawatirkan air meluap.
“Rumah rusak sedang kami data dan semoga besok sudah ada hasilnya. Mudah-mudahan dalam minggu ini kami sudah bisa memberikan bantuan,” kata Syafrudin menyebutkan.
Pemerintah Kota setempat menyatakan, banjir diakibatkan luapan air dari Bendungan Sindangheula yang baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada 4 Maret tahun lalu. Padahal sebelumnya, waduk itu diklaim mampu mengendalikan banjir di Kota dan Kabupaten Serang, termasuk Kota Cilegon.
Syafrudin pun meminta Balai Besar Wilayah Sungai Cidurian, Cidanau dan Ciujung untuk segera melakukan normalisasi sungai. Sayangnya, hingga banjir besar melanda permintaan itu tak juga dilakukan.
“Saya ini beberapa kali mengajukan untuk di normalisasi sampai sekarang belum. Ada kemungkinan Waduk Sindangheula ini sudah tidak bisa menampung debit air karena sudah terlalu tinggi, ada kemungkinan jebol, sebab Kota Serang tidak pernah terjadi banjir seperti ini,” kata Syafrudin menjelaskan.[]