Menurut Presiden Ghani, pengalaman Indonesia itu tidak hanya penting bagi Republik Islam Afghanistan, tetapi juga bagi kelompok Taliban dan kelompok lainnya untuk memilih cara moderasi dan menghentikan kekerasan.
JERNIH– Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla melakukan kunjungan ke Afghanistan. Jusuf Kalla (JK) dan rombongan diterima langsung Presiden Republik Islam Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani.
JK dan rombongan yang terdiri dari, antara lain, mantan Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan mantan Ketua Perunding Perdamaian Aceh Hamid Awaluddin, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Muhyidin Junaidi, Bagian Urusan Luar Negeri MUI Sudarnoto, Rektor Institut Agama Islam Tazkia Murniati Mukhlisin, Presiden Kalla Group Solihin Jusuf Kalla, Bidang Operasi Kemanusiaan PMI Hussin Abdullah dan anggota Majelis Ulama Indonesia Wahban, tiba di Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul pada Kamis (24/12) lalu.
“Tujuan perjalanan kami untuk melihat bagaimana Indonesia dapat membantu dan bekerja sama dalam proses perdamaian Afghanistan sebagai negara Islam yang punya banyak potensi ini,”kata JK dalam keterangan pers yang juga diterima Jernih.co, Sabtu siang (26/12).
Dalam pertemuan tersebut Presiden Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani didampingi Menteri Agama dan Haji, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, serta Menteri Urusan Wanita. Presiden Ghani yang tampaknya mengetahui latar belakang JK mengajak ketua umum PMI dan mantan wakil presiden itu berbagi pengalaman dalam proses perdamaian di Aceh.
JK mengatakan, dengan praktik keislaman yang tergolong moderat di dunia, Indonesia memiliki pengalaman dalam masalah perdamaian. Ia juga mengatakan, dalam kesempatan pertemuan itu pun Indonesia menyatakan siap untuk berbagi pengalaman dengan pemerintah Afghanistan.
Presiden Ghani mengamini apa yang dinyatakan JK. Presiden mengatakan, Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia yang bisa menjadi contoh praktik keberagamaan Islam moderat (washatiyah). Menurut Presiden Ghani, pengalaman Indonesia itu tidak hanya penting bagi Republik Islam Afghanistan, tetapi juga bagi kelompok Taliban dan kelompok lainnya untuk memilih cara moderasi dan menghentikan kekerasan.
Turut hadir dalam pertemuan, Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, Arief Rahman dan Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia, Faizullah Zaki Ibrahim. Pertemuan yang penuh keakraban tersebut ditutup dengan makan malam bersama. [ ]