- Bill Gates dan Elon Musk terlibat ‘perang’ terbuka dan saling ejek di media sosial.
- Bill Gates mendukung pembatasan berbicara, Elon Musk sebaliknya.
JERNIH — Yayasan Bill dan Melinda Gates dikabarkan menggelontorkan ratusan juga dolar AS ke 11 dari 26 organisasi yang mendukung upaya mencegah Elon Musk mengambil alih platform media sosial Twitter.
Data yang dibagikan Foundation for Freedom Online (FFO), dan dikutip Russia Today, menyebutkan salah satu organisasi yang didanai Bill Gates adalah New Venture Fund — sebuah organisasi ‘uang gelap’ yang menerima komitmen satu tahun dari Yayasan Bill dan Melinda Gates.
New Venture Fund memelopori upaya menahan akuisisi Twitter oleh Elon Musk. Caranya, menekan pengiklan untuk memboikot platform itu.
Lewat New Venture Fund, Gates menyalurkan dana ke Center for Media-Justice, Media Democracy Fund, National Hispanic Media Coalition, dan Accountable Tech, yang semuanya menandatangani surat terbuka yang mendukung boikot pengiklan.
Organisasi ini telah menerima 102 hibah tunai terpisah dari Yayasan Bill and Melinda Gates sejak 2009, dengan jumlah total 457 juta dolar. Penerima lainnya adalah Sixteen Thirty Fund, anak organisasi New Venture Fund.
The Tides Foundation, kelompok uang gelap lain yang didukung Gates, mendanai lima organisasi lainnya; Free Press, Indivisible, NARAL Pro-Choice America, Media Matters, dan Black Lives Matter Global Network.
Community Partners, yang juga didukung Gates, mendanai Empowering Pacific Islanders Community dan NEO Philanthrophy.
Gates vs Musk
Gates dan Musk berselisih secara terbuka. Pendiri Microsoft mengatakan selisih kekayaannya dengan Musk hanya 500 juta dolar.
Ketika Gates meminta Musk terlibat dalam filantrofi iklim, pendiri Tesla dan SpaceX itu menggunakan Twitter untuk menyampaikan keluhan. Musk menyamakan Gates dengan emoji pria hamil, seraya menyebutnya sebagai pembunuh gila.
Gates, pakar perangkat lunak yang berubah menjadi pakar pandemi gadungan, mengatakan bertukar ide di platform media sosial harus dilarang. Sedangkan Musk menyebut diri sebagai pendukung mutlak kebebasan berbicara.
Dalam surat boikot yang dibuat organisasi pro Gates disebutkan; “Pengambil-alihan Twitter oleh Elon Musk akan meracuni ekosistem informasi dan ancaman langsung terhadap keselamatan publik, terutama kelompok paling rentan dan terpinggirkan.”
Pengiklan, menurut surat itu, mempertaruhkan dirinya dengan platform yang memberkuat kebencian, ekstremisme, kesalahan informasi, dan teori konspirasi.
Gates mungkin boleh tersenyum setelah mendengar kabar Musk menunda transaksi pembelian Twitter 44 miliar dolar AS, atau Rp 643,5, karena banyaknya akun palsu. Namun, itu bukan karena upayanya mencegah media sosial itu jatuh ke tangan lawannya.
Musk punya persoalan sendiri dengan Twitter. Ia melihat banyaknya akun palsu di Twitter akan membuat pengiklan membuang uang sia-sia di media sosial itu.