Saat ini juga masih belum ada stok film baru yang dapat menarik penonton.
JERNIH- Ketua Umum Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengeluhkan sepinya penonton bioskop yang sudah dibuka lebih dari sebulan, yang menurutnya disebabkan minimnya stok film yang diputar.
Di Jakarta, bioskop XXI merasakan sepinya penonton tersebut yang disebabkan keengganan penonton datang ke bioskop di tengah pandemi covid-19. Terlebih saat ini tidak ada film baru untuk menarik penonton.
“Sepi nggak ada film, yang ada film-film bekas saja. Desember baru ada yang baru dan banyak,” kata Djonny, pada Selasa (24/11/2020).
Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan izin operasi tiga pengelola bioskop. Izin operasional diterbitkan sejak 21 Oktober lalu.
Ketiga bioskop yang sudah mengantongi izin tersebut, Cinema XXI, CGV dan Cineapolis. Namun hingga saat ini baru CGV dan Cineapolis, sementara Cinema XXI masih belum operasional dan memilih tetap absen meski sudah dapat izin.
Djonnny mengatakan pemerintah telah mengizinkan gedung bioskop untuk buka dengan syarat kapasitas penonton maksimal 50 persen. Namun kenyataannya, setiap hari bioskop selalu kosong jauh dan kursi penonton hanya terisi sekitar 20 persen.
Bioskop XXI baru mulai membuka kembali bioskop sejak Senin (16/11/2020), untuk 16 lokasi di DKI Jakarta, secara bertahap.
“Rata-rata seluruh Indonesia, kurang dari 20% semuanya,” katanya.
Namun Djoni tidak berkecil hati dan menganggap kondisi ini sebagai pemanasan sebelum datang film-film baru pada Desember mendatang.
“Hitung-hitung belajar dulu, habis kolaps, kemarin,” katanya.
Mengingat sepinya penonton dan masih belum ada film baru yang bisa diputar untuk menarik penonton, Djoni meminta pemerintah daerah memberikan keringanan kepada para pelaku operator bioskop dengan menghapuskan atau pembebasan pajak hiburan atau pajak tontonan selama setahun.
“Sekarang sepi, mau bayar pajak pakai apa,” katanya. (tvl)