- Boeing bersekapat dengan keluarga korban Ethiopia Airline, tapi tak menyebut angka.
- Saat ini Boeing masih sibuk bayar biaya perkara.
JERNIH — Boeing mencapai kesepakatan penyelesaian masalah pembayaran kompensasi dengan keluargan korban Ethiopian Airline, tapi belum bersepakat dengan keluarga korban Lion Air.
Russia Today memberitakan Boeing setuju menyelesaikan dengan pengacara yang mewakili beberapa keluarga korban Ethiopia Airline, Rabu lalu, dan berjanji memberi kompensasi kepada yang fair selama mereka membatalkan klaim ganti rugi atas kecelakaan yang menewaskan 157 orang.
“Dengan menerima tanggung jawab, kesepakatan Boeing dan keluarga korban memungkinkan para pihak fokus pada uapya menentukan kompensasi yang sesuai untuk setiap keluarga,” demikian pernyataan Boeing tentang penyelesaian itu.
Pengacara kerabat korban memuji perjanjian itu sebagai tonggak penting bagi keluarga yang mengejar keadilan. Boeing juga mengakui pesawat MAX yang dioperasikan Ethiopia Arlines dalam kondisi tidak aman. Boeing juga tidak berusaha menyalahkan orang lain atas kecelakaan itu.
Namun kesepakatan itu tidak menyebut anaka pembayaran kompensasi, yang memungkinkan keluarga mengajukan klain individu sesuai hukum AS. Namun, hukum AS bertentangan dengan hukum di Ethiopia.
Boeing 737 MAX
Boeing 737 Max digunakan maskapai penerbangan Lion Air dan Ethiopia Airlines. November 2018 Boeing 737 MAX yang dioperasikan Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh hanya sebelas menit setelah take-off dari Bandara Soekatno-Hatta.
Maret 2019, Boeing 737 MAX yang dioperasikan Ethiopia Airlines dengan nomor penerbangan Flight 302 menghujam ke tanah hanya enam menit setelah lepas landas.
Kecelakaan Lion Air JT-610 tidak mengundang kecurigaan, karena Boeing 737-800 yang relatif baru dan dioperasikan maskapai yang sama juga jatuh beberapa tahun sebelumnya. Namun, setelah Ethiopia Airlines Flight 302 jatuh, kecurigaan mulai muncul.
Investigasi digelar. Ethiopian Airlines mengatakan pilot sudah menjalankan prosedur yang disampaikan Boeing dalam operation bulletin. Prosedur itu tidak bisa menyelamatkan pesawat.
Operasion Bulletin dikeluarkan Boeing setelah menerima laporan penyebab kecelakaan yang dialami Lion Air JT-610. Pihak Boeing tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih, Ethiopian Airlines adalah maskapai paling profesional di Afrika.
Invesetigasi lanjutan menemukan penyebab jatuh Lion Air JT-610 dan Ethiopia Airlines Flight 302 sama, yaitu pada Computer Controlled Stability System, atau dikenal dengan Maneuvering Characteristic Augmentation System (MACS).
Akibatnya, seluruh Boeing 737 MAX di seluruh dunia dilarang terbang. Boeing terus berupaya mengatasi masalah. Pada saat yang sama, tim investigasi juga melacak
Belum Sepakat
Sejauh ini Boeing belum mencapai kesepakatan dengan keluarga korban Lion Air JT-610. Boeing juga harus mengeluarkan 2,5 miliar dolar AS, atau Rp 35,7 triliun, untuk menyelesaikan dakwaan konspirasi kriminal dan setuju mambayar pemerintah AS 1,77 miliar dolar AS, atau Rp 25,3 triliun, dan 500 juta dolar, atau Rp 7,1 triliun, untuk keluarga korban yang tewas dalam dua kecelakaan itu.
Pengadilan AS juga mendakwa pilot penguji Boeing 737 MAX dengan dugaan menipu regulator sebagai upaya menghebat biaya pengujian pesawat.