Dallas — Boeing dikabarkan telah menyelesaikan setengahd ari 118 klaim terkait kecelakaan fatal 737 Max Lion Air di Tanjung Krawang, Oktober 2018.
Dan Webb, pengacara dan litigator veteran AS, mengatakan 63 sampai 64 klaim Lion Air telah diselesaikan, atau mendekati penyelesaian. Namun Webb tidak mengungkap jumlah klaim yang benar-benar telah diselesaikan.
Webb bergabung dengan tim hukum Boeing untuk penyelesaian kasus Lion Air di Indonesia. Kecelakaan menewaskan 189 penumpang. Lima bulan kemudian, Boeing 737 Max yang dioperasikan Ethiopian Airlines jatuh.
Sejak kecelakaan Lion Air di Tanjung Krawang, banyak pakar penerbangan mencurigai ada yang tidak beres pada sistem keselamatan yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Kecelakaan kedua di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, mengkonfirmasi kecurigaan itu.
Boeing mengalami krisis. CEO Boeing Dennis Muilenburg, dalam sidang Kongres di Washington, mengakui telah melakukan kesalahan dan meminta maaf kepada keluarga korban tewas dan hilang dalam dua kecelakaan itu.
Beberapa kasus Lion Air diselesaikan September 2019, dengan jumlah 1,2 juta dolar per klaim. Beberapa kecelakaan Ethiopian Airlines sedang mempertimbangkan menuntut Boeing membayar jauh lebih besar.
Sebanyak 103 keluarga korban telah mengajukan tuntutan ke Boeing, dan 30 keluarga korban lagi segera menyusul.
Kini, Boeing terus memperbaiki sistem yang menjadi penyebab kecelakaan dan memperbarui pelatihan untuk pilot penguji. Tujuannya, agar 737 Max lolos dari pengujian FAA, dan bisa masuk pasar lagi.
Namun, persoalan Boeing tidak hanya itu. Pemegang saham dan pilot penguji kini menjadi sasaran investigasi kriminal kepolisian federal AS, anggota parlemen, dan otoritas penerbangan dan transportasi.
Yang menarik adalah saham Boeing hanya melemah 0,5 persen pada perdagangan Kamis pekan ini.