- Boris Syaifullah mengatakan SMK Teknik Telekomunikasi adalah tuntutan dunia usaha akan tenaga trampil di bidang infrastruktur telekomunikasi
Bandung — BorSya Foundation dan BorSya Group, perusahaan serat optic di Bandung, berencana bangun sekolah menengah kejuruan (SMK) telekomunikasi di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan diharapkan menerima siswa baru tahun 2021.
Dalam rapat maraton di Bandung disebutkan sekolah akan didirikan di Sumbawa, dan akan menjadi satu-satunya sekolah menengah teknik telekomunikasi di NTB.
Boris Syaifullah, chief executive officer (CEO) BorSya Group dan ketua Asosiasi Perusahaan Nastional Telekomunikasi (Apnatel) Jawa Barat, mengatakan pendirian SMK Teknik Telekomunikasi didorong banyaknya permintaan akan tenaga siap pakai di dunia infrastruktur telekomunikasi, dan bagian program Apnatel Pusat.
Alasan lain, Boris merasa terpanggil berkontribusi lebih besar untuk daerah kelahirannya.
Dr Aries Samad, salah satu penggagas Universitas Teknik Sumbawa (UTS), mengatakan pihaknya sedang menyusun nomenklatur, program studi, dan persyaratan legalitas. Namun Dr Aries belum menyebut akan menempati gedung apa SMK Teknik Telekomunikasi untuk sementara.
Selain Dr Aries, sejumlah anggota Apnatel Pusat dan Daerah, praktisi, dan assesor, akan terlibat dalam pendirian sekolah ini. Masing-masing memiliki disiplin ilmu, pengalaman panjang, dan layak menjadi pendidik.
Ketika ditanya apakah perlu sekolah khusus untuk penyambung dan pemasang kabel telekomunikasi, beberapa peserta rapat mengatakan; “Itu hanya bagian kecil dari ilmu yang akan diajarkan di sekolah itu.”
Menurut Dr Aries, yang diperlukan saat ini adalah tenaga kerja bidang telekomunikasi berstandar dan bersertifikasi. Sejulah perusahaan penyelenggara memiliki kebutuhan tenaga trampil dalam jumlah banyak.
SMK Teknik Telekomunikasi adalah upaya sinkronisasi dunia usaha dan pendidikan.