Menurut Eka, sebagai wilayah penyangga ibukota dan masuk kategori zona merah, seharusnya wilayahnya menerima vaksin secepatnya.
JERNIH-Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mendesak agar alokasi vaksin Corona untuk wilayahnya segera didistribusikan, mengingat wilayahnya yang masuk zona merah virus corona. Eka bahkan menyebut seharusnya wilayahnya menerima vaksin tahap pertama karena tingginya angka kasus positif Corona.
“Sebagai daerah yang masih zona merah, pemerintah pusat harusnya turut menyertakan Kabupaten Bekasi dalam vaksinasi serentak tahap pertama. Kami minta (vaksin) diutamakan untuk Kabupaten Bekasi,” kata Eka, Kamis (14//20211).
Bukan sekedar minta dipercepat, Eka bahkan meminta tambahan alokasi vaksin bagi Kabupaten Bekasi dari alokasi awal sebanyak sekitar 12.234 dosis vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan di Kabupaten Bekasi.
“Saya minta sebanyak-banyaknya karena untuk melindungi seluruh warga. Kami mendorong pusat agar Kabupaten Bekasi segera dapat vaksin,” katanya
Eka mengeluhkan hingga saat ini Kabupaten Bekasi belum menerima pendistribusian vaksin gelombang pertama, sementara daerah penyangga ibu kota lain, seperti Kota Bogor, Depok, maupun Kota Bekasi telah mendapatkan vaksin.
Dari daerah penyangga yang diprioritaskan, hanya Kabupaten Bekasi yang belum menerima vaksin. Padahal Kabupaten Bekasi masuk kawasan prioritas vaksinasi Bodebek dan Bandung Raya tahap pertama.
“Ini kan katanya lagi diproses, kami menunggu karena memang kami tetap berupaya agar di Kabupaten Bekasi secepatnya vaksin ini bisa dilakukan kepada warga Kabupaten Bekasi. Kami memerlukan kepastian sehingga terus kami upayakan,”.
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR bersama Kepala BPOM dan Bio Farma, Selasa (12/1/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sejumlah daerah baru menerima sebagian karena terhambat kapasitas rantai dingin (cold chain) untuk penyimpanan vaksin.
Pada pelaksanaan distribusi tahap pertama, terdapat delapan provinsi yang tidak bisa langsung terima semua dosis karena terkendala kapasitas rantai dingin (cold chain) untuk penyimpanan vaksin yang belum memadai. Mereka tidak memiliki tempat penyimpanan vaksin yang sesuai standar WHO, vaksin harus terjaga di suhu minus 2-8 derajat celcius. (tvl)