- Hanya ada dua lokasi di muka Bumi ini gerhana hibrida akan terlihat bertransisi dari annular ke total dan kembali ke annular lagi.
- Jangan nekat melihat gerhana matahari dengan mata telanjang, karena mengakibatkan kerusakan permanen.
JERNIH — Bagi Anda yang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 20 April, jangan lupa tengadahkan wajah ke langit untuk melihat peristiwa langit paling langka, yaitu gerhana matahari hibrida.
Gerhana matahari jenis ini bergeser dari gerhana matahari total menjadi annular, atau berbentuk cincin. Saat itu, bulan akan menghalangi matahari. Gerhana matahari hibrida terakhir terjadi 2013, dan berikutnya 2031. Setelah itu pengamat langit harus menunggu sampai 23 Maret 2164.
Penduduk di Kupang akan melihat gerhana matahari hibrida 90 persen. Dili, Timor Timur, dan penduduk kepala burung Papua akan melihat gerhana seratus persen. Jayapura hanya kebagian 90 persen saja.
Di bagian barat Indonesia, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali akan melihat gerahana 80 dan 70 persen. Surabaya dan Malang 60 persen. Semarang 50 persen. Jakarta dan Bandung kebagian 40 persen saja.
Gerhana akan mulai terlihat di Pasifik Selatan, dengan bayangan melewati Australia barat, Timor Leste, dan Indonesia. Situs space.com memberitakan gerhana dimulai pada 19 April malam, menurut waktu Indonesia, dan berlanjut keesokan hari.
Hanya ada dua lokasi di muka Bumi ini gerhana hibrida akan terlihat bertransisi dari annular ke total dan kembali ke annular lagi. Sayangnya, lokasi itu sangat terpencil di tengah lautan dan tak ada penduduk.
Disarankan jangan melihat gerhana mahatari secara langsung dengan mata telanjang. Gunakan film Rontgen, atau kacamata super sebab. Melihat gerhana matahari secara langsung akan menyebabkan kerusakan permanen selama gerhana.
Gravity Discovery Center & Observatory di Perth, Australia, akan menyelenggarakan streaming langsung gerhana di saluran YouTube mulai pukul 22:00 pada 19 April sampai keesokan hari.