- Jansen Huang menceritakan pekerjaan pertamanya sebagai pembersih toilet.
- Ia yakin siapa pun yang mau belajar memiliki potensi berkembang dan berkembang.
JERNIH — CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan enggan memecat karyawan, dan lebih suka menyiksa pekerja hingg menjadi hebat.
“Itulah strategi saya membangun salah satu perusahaan paling berharga di dunia,” katanya seperti dikutip New York Post.
Huang tidak sedang bergurau. Seluruh karyawannya bekerja tujuh hari setiap pekan, dan terkadang hingga pukul 02:00 pagi. Namun, tidak ada karyawan yang mengeluh apalagi mengundurkan diri, karena kompensasi yang besar.
Menurut Huang, pendekatan ini adalah penentu sukses Nvidia sebagai pembuat chip senilai 3,1 triliun dolar, atau Rp 47 ribu triliun, dan semikonduktor buatannya mendukung teknologi kecerdasan buatan.
“Ketika Anda memecat seseorang, Ada akan mengatakan; banyak orang berkata ini bukan salah Anda, atau saya membuat pilihan yang salah, atau hanya ada sedikit pekerjaan,” kata Huang.
Huang mengenang pekerjaan lamanya saat ia menjelaskan keyakinannya memberi kesempatan pekerja naik jabatan dalam organisasi.
“Saya dulu pembersih kamar mandi,” kata Huang, yang kekayaannya ditaksir Bloomberg Billionaires Index mencapai 111 miliar dolar AS, atau Rp 1.700 triliun. “Saya pikir semua dapat mempelajarinya.”
Menurut Huang, ada banyak hal dalam hidup yang dapat dipelajari. Setiap orang, katanya, hanya perlu diberi kesempatan untuk belajar dan mempelajari.
“Sampai saat ini saya masih belajar da belajar,” katanya. “Saya belajar dari 60 orang yang melapor langsung kepada saya. Jadi, saya tidak pernah menyerah kepada seseorang karena saya pikir setiap orang dapat berkembang.”