- Chinese Academy of Governance berada di balik proyek ini.
- Cina mengembangkan sekolah pemerintah VR yang memaksa anak-anak berhenti bermain video game.
JERNIH — Bagaimana jika kekuatan politik dan teknologi bertemu saat metaverse tumbuh?
Di Cina, perusahaan virtualitas Mengke VR mengembangkan kursus historis bermuatan politis untuk dinikmati pengguna, yang menurut beberapa kritikus adalah indoktrinasi.
BACA JUGA:
The Register melaporkan custom build metaverse telah mengkodekan nada politik dengan kursus seperti ‘Semangat Cina – Silsilah Spiritual Komunis Cina.’
South China Morning Post (SCMP) menulis Chinese Academy of Governance sebagai kekuatan pendorong di balik proyek itu.
Menurut EMarketer, warga Cina dengan cepat mengadopsi teknologi vitual reality (VR), yang membuat negera itu menyumbang 54,7 persen pengeluarkan komersial dan konsumen untuk VR dan augmented reality di seluruh dunia.
Yang dilakukan Mengke VR adalah mendorong pengembangan sekolah VR pemerintah Cina yang mencoba memaksa anak-anak berhenti bermain video game.
Mengke VR menekankan elemen pendidikan VR, yang membuat siswa dapat menghemat banyak biaya perjalanan dan waktu. Siswa akan belajar lebih dalam.
Saat ini, anak-anak di bawah usia 18 tahun hanya bisa bermain video game malam hari selama tiga jam. Itu pun hanya akhir pekan. Sebuah sekolah menengah di AS menjadi berita utama ketika yang menjadi pertama menawarkan kurus realitas virtual.
Di Cina, media dikontrol pemerintah dan kontrol kaku. Kini, konten metaverse juga berada di bawah pengawasan ketat pemerintah.
Tahun 2021, FeredomHouse mengkonfirmasi status Cina sebagai penyalahguna kebebasan Internet terburuk di dunia selama tujuh tahun berturut-turut.
Pengguna Internet di luar Cina melihat dunia digital tumbuh tidak terikat oleh regulasi. Kekuatan politik dan teknologi bertemu saat metaverse tumbuh.