- ByteDance punya dua versi aplikasi video pendek; TikTok dan Douyin.
- TikTok mendunia. Douyin khusus untuk Cina.
- ByteDance merancang program yang membuat anak-anak Cina hanya bisa bermain Douyin 40 menit per hari.
JERNIH — Douyin, TikTok versi Cina, membatasi waktu penggunaan untuk anak-anak sampai 40 menit per hari, dan melarang penggunaan semalaman.
Pengguna Douyin di bawah usia 14 tahun dengan akun nama asli yang diautentikasi akan secara otomatis masuk ke ‘mode remaja’ baru, kata ByteDance — perusahaan induk ByteDance.
Pengguna mode remaja juga akan dilarang menggunakan aplikasi antara pukul 22:00 malam sampai 06:00 pagi.
Douyin dan TikTok, keduanya milik ByteDance yang berbasis di Beijing, memberi pengguna gulungan video yang dioptimalkan secara algoritmik tanpa batas. Mereka bahkan memiliki logo yang sama.
Namun, Douyin sebagian dimiliki pemerintah Cina dan ditujukan untuk pengguna domestik Cina. TikTok tersedia di luar negeri, dan memiliki aturan moderasi konten lebih longgar.
Pembatasan baru Douyin muncul di tengah dorongan pemerintah Cina untuk mengurangi waktu yang dihabiskan anak-anak dan remaja di depan smartphone.
Agustus lalu, regulator Cina melarang anak di bawah umur bermain video game online pada hari-hari sekolah, dan membatasi penggunaan akhir pekan hingga satu jam per hari.
Media yang dikelola pemerintah mengecam game online sebagai candu spiritual yang mengancam kehancuran satu generasi.
Untuk menegakan batasan game dan media sosial, Cina mendorong pengembang game dan perusahaan media sosial mewajibkan semua pengguna menautkan nama asli ke akun mereka.
Dalam pengumuman ‘mode remaja’, Douyin mendorong orang tua membantu anak-anak menyelesaikan otentifikasi nama asli.
Anak-anak yang menggunakan Douyin juga akan diperlihatkan konten pendidikan, termasuk eksperimen sains populer terbaru dan menarik, pameran di museum dan galeri, pemandangan indah di seluruh negeri, penjelasan pengetahuan sejarah, dan lainnya.
Pemerintah Cina mengendalikan sebagian Douyin sejak April, ketika entitas negara mengambil kursi dewan dan satu persen saham Beijing di ByteDance Technology.
Beijing ByteDance mengawasi aplikasi perusahaan Cina seperti Doutyin, tapi secara terpisah ByteDance mengontrol TikTok dan berbasis di Kepulauan Cayman.
Beberapa kritikus AS menyebut aturan ini merupakan tipuan, dan mendesak Presiden Joe Biden menghidupkan kembali upaya Donald Trump melarang aplikasi itu.
“Biden tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu TikTok terikat pada Partai Komunis Cina,” kata Senator Marco Rubio, seorang Republikan dari Florida, kepada New York Post. “Agresivitas Beijing memperjelas bahwa rezim melihat TikTok sebagai perpanjangan partai, dan AS perlu memperlakukannya seperti itu.