- Gagasan kapal selam terbang kali pertama muncul tahun 1920 di Uni Soviet.
- AS mengembangkannya sejak 1960-an tapi tertunda. Kini, Cina bikin drone yang dapat menyelam dan terbang.
JERNIH — Tim peneliti Cina membangun dan menguji prototipe kapal selam drone yang dapat terbang di udara dengan kecepatan tinggi.
South China Morning Post (SCMP) menulis kapal tak berawak itu dapat melakukan berbagai kegiatan sipil dan militer, seperti memeriksa ranjau bawah air.
Didorong empat baling-bali, termasuk sepasang di bagian depan, drone dapat mendekati target bawah air secara perlahan dan berlama-lama di satu area.
Dua sayap besar terlipat di punggung dapat memanjang ketika drone mencapai permukaan air, yang memungkinkannya terbang dengan kecepatan 120 kilometer per jam — dua kali lipat dari drone biasa yang digerakan baling-baling.
Profesor Ang Haisong, ilmuwan utama Universitas Aeronautika dan Astronautika Nanjing, mengatakan drone mengkonsumsi sedikit energi saat menjelajah dalam mode sayap tetap.
Sehingga, masih menurut Prof Haisong dalam makalah yang diterbitkan Unmanned Systems Technology, dapat diandalkan untuk misi jarak jauh.
Seorang peneliti yang mempelajari teknologi serupa di Northwestern Polytechnical University di Xian, Propinsi Shaanxi, mengatakan Cina sedang mengembangkan beberja jenis kapal transmedia yang dapat melakukan perjalanan udara dan air.
“Beberapa bisa terbang dengan kecepatan supersonik,” kata peneliti yang tidak terlibat dalam proyek Prof Haisong.
Ji Wanfeng, profesor di Naval Aviation University, mengatakan jenis kapal transmedia adalah salah satu metode termurah dan paling efektif untuk melumpuhkan sistem prtahanan armada kapal induk.
Sistem pertahanan berlapis kapal perang modern dapat menembak jatuh setengah jumlah pesawat, rudal, atau drone tradisional, yang mendekat, demikian perkiraan Ji.
Kapal transmedia, katanya, bisa masuk ke bawah air saat terdeteksi radar dan muncul kembali untuk menghindari sonar. Beberapa drone ini dapat membingungkan, atau membanjiri komputer kapal perang.
Sebuah kapal transmedia yang diluncurkan dari jarak 100 kilometer memiliki tingkat kelangsungan hidup 100 persen jika bisa terbang dengan kecepatan 150 kilometer per jam.
Jenis drone ini, demikian Ji, dapat mencapai serangan efisien terhadap target utama lawan. Itu pasti akan menjadi suplemen yang kuat untuk metode dan taktik tempur peralatan AL Cina.
Kapal selam terbang yang dikembangkan Prof Ang memiliki kantong udara di bagian perut, yang dapat diisi dengan air untuk menyesuaikan daya apung, sehingga dapat bertahan pada kedalaman tertentu tanpa membuat kebisingan.
Saat menjelajah bawah air dengan sayap berlipat, tubuh drone yang ramping menyerupai kapal selam umumnya. Ini memungkinkan hambatan lebih sedikit dan mobilitas tinggi.
Prof Ang dan timnya membangun dua prototipe yang diperkecil dengan rentang sayap dua meter. Tantangan terbesar drone ini adalah saat lepas landas tidak stabil karena gelombang permukaan dan interaksi simultan drone dengan udara dan air.
Gagasan 1920
Gagasan kapal selam terbang bukan baru, tapi telah ada sejak seabad lalu.
Boris Ushakov, mahasiswa teknik Uni Soviet, mengusulkan sebuah pesawat submersible yang bisa mengintai kapal selam dan menyelam ke dalam air untuk menyergap dengan torpedo.
Namun, Tentara Merah Rusia membuang desain itu karena komponen bawah air membuat pesawat terlalu berat.
Tahun 1960-an, kontraktor pertahanan AS Donald Reid membangun kapal selam terbang pertama, tetapi hanya bisa bertahan di udara sebentar karena daya yang tidak mencukupi.
Militer AS dikabarkan mendanai banyak proyek penelitian untuk mengembangkan kapal selam terbang berawak atau tak berawak untuk operasi rahasia. Sebagian besar proyek itu tertudna karena tantangan teknik.