Site icon Jernih.co

Cina Karantina Paksa Citizen Journalist Peliput Wabah Korona Virus

Wuhan — Chen Qiushi seorang pengacara, tapi sejak virus korona merebak di Wuhan dia bermutasi menjadi jurnalis khalayak atau citezen journalist. Jumat, 7 Februari 2020, Chen dikarantina paksa aparat berwenang.

Sejak 24 Januari 2020, sehari setelah Wuhan dinyatakan tertutup, Chen merekam suasana kota dan mempostingnya di media sosial. Hasil liputan videonya menyebar, dan mendapat banyak tanggapan.

Salah satu video memperlihatkan keadaan rumah sakit, dan bangsal isolasi yang baru dibangun. CNN menayangkan video dan komentar Chen.

Kurang 24 jam setelah kematian Dr Li Wenliang, whistleblower virus korona, Chen dikarantina paksa. Dr Li meninggal Jumat 7 Februari 2020 pagi, setelah pihak rumah sakit berusaha merahasiakan kematiannya.

Dalam video yang dibuat tanggal 30 Januari 2020, Chen mengatakan; “Saya takut. Di depan saya virus, di belakang saya penegakan hukum. Tapi saya tetap semangat.”

“Aku masih hidup, dan akan melanjutkan laporan,” lanjutnya.

Video dan akun pribadi Chen di media sosial disensor, tapi ia memposting liputannya di Twitter dan YouTube. Di kedua media sosial itu, liputannya ditonton lebih satu juta orang di Cina.

Beberapa temannya mengatakan kepada CNN bahwa mereka melakukan pengecekan bersama beberapa kali dalam sehari, karena khawair Chen dicokok pihak berwenang kapan saja.

Dugaan mereka tak keliru. Kamis 6 Februari 2020, Chen tidak menjawab panggilan rekan-rekannya sekitar pukul tujuh dan delapan malam.

Jumat 7 Februari 2020, pukul 2:18, Ibu Chen memposting pesan video di laman Twitter-nya, yang mengatakan putranya menghilang.

“Saya memohon secara online kepada semua orang, terutama di Wuhan, untuk membantu menemukan Chen Qiushi,” tulis sang ibu. “Tolong cari tahu apa yang terjadi dengannya.”

Malam itu juga, Xu Xiaodong — petarung MMA dan teman Chen — mengatakan dalam pesan langsung video bahwa Chen Qiushi dikarantina paksa.

“Dalam beberapa jam terakhir, petugas keamanan publik Qingdao dan keamanan negara memberi tahun orang tua Qiushi bahwa Qiushi ditahan atas nama karantina,” kata Xu.

Ibu Qiushi bertanya kapan dan di mana putranya dibawa. Petugas keamanan menolak menjawab pertanyaan itu.

Xu mengatakan berdasarkan kesaksian orang-orang di lapangan, dan interaksinya, Chen dalam kondisi sehat sebelum menghilang. Polisi Wihan dan Qingdao mengatakan tidak punya informasi tentang Chen.

“Kami khawatir akan keamanan fisiknya, dia mungkin terinfeksi virus,” kata seorang teman yang diberi wewenang mengambil alih akun Twitter-nya jika dia menghilang.

Pengelola akun Chen itu minta CNN tidak menyebut jati dirinya, karena khawatir menjadi sasaran pemerintah. “Ketika saya melihat belum ada informasi tentang dirinya, saya panik dan marah,” kata teman Chen itu.

Hormat WHO untuk Li

Di Beijing, perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan memberi penghormatan kepada Li Wenliang — whistleblower virus korona yang meninggal Jumat 7 Februari 2020.

“Kita perlu memberikan sesuatu kepada Le Wenliang,” kata Dr Gauden Galea, perwakilan WHO di Cina.

“Saya tidak mengenalnya. Saya tahu tentangnya dari media sosial, tapi saya kematiannya mempengaruhi tim kami secara emosional,” lanjut Dr Galea.

Li Wenliang, kata Dr Galea, adalah simbol bagi petugas kesehatan di garis depan.

Exit mobile version