Site icon Jernih.co

Cina Kembalikan 10 Ribu Warganya Lewat Operasi Penculikan di Luar Negeri

Pada tahun 2015, penjual buku dan warga negara Swedia Gui Minhai diduga diculik dari Thailand sebelum kemudian muncul kembali dalam tahanan pemerintah Cina. Dua tahun kemudian, pengusaha miliarder Xiao Jianhua menghilang dari sebuah hotel di Hong Kong, dan diyakini masih ditahan di Cina.

JERNIH– Beijing telah memaksa hampir 10.000 warga negaranya yang berada di luar negeri untuk kembali sejak 2014, menggunakan cara-cara paksa di luar sistem peradilan. Hal tersebut menjadi laporan terbaru yang dilansir secara luas oleh sebuah kelompok hak asasi.

Angka itu sendiri tampaknya hanya “puncak gunung es” yang dilaporkan kelompok hak asasi manusia Safeguard Defenders yang berbasis di Spanyol. Kelompok tersebut melaporkan hasil pencarian mereka pada Selasa (18/1) lalu, tentang upaya Cina yang sangat agresif mengejar warga negaranya yang berada di luar negeri.

Laporan itu menuduh Cina memperluas kekuatan kepolisiannya di luar negeri dan melakukan operasi ilegal di tanah asing.

Secara resmi, targetnya adalah orang-orang yang dicari sistem peradilan Cina, sebagai bagian dari upaya anti-korupsi Presiden Xi Jinping.

Tetapi LSM tersebut merinci kasus-kasus bukan korupsi, melainkan mereka yang mengkritik Partai Komunis. Banyak di antara kerabat mereka di Cina dilecehkan, dipersekusi, bahkan ditahan dalam upaya memaksa mereka untuk kembali ke dalam negeri.

Pemerintah Cina melakukan kekerasan itu melalui dua program. Dengan Operasi Fox Hunt dan Operasi Sky Net, individu yang ditargetkan ditekan untuk kembali ke Cina di luar keinginan mereka karena kombinasi metode non-yudisial, termasuk penculikan, pelecehan dan intimidasi, menurut laporan tersebut.

“Dengan diaspora Cina tumbuh pada tingkat yang semakin cepat karena semakin banyak orang berusaha meninggalkan Cina… Beijing tidak pernah lebih termotivasi untuk memperluas kekuatan pasukan keamanannya di luar negeri,” kata laporan itu.

Safeguard Defenders mengutip data pemerintah dalam perkiraannya bahwa hampir 10.000 warga negara Cina telah dipulangkan secara paksa sejak 2014. Angka resmi dari pengawas anti-korupsi pemerintah menunjukkan Beijing mengembalikan sekitar 2.500 orang yang menjadi sasaran dalam dua tahun terakhir.

Namun angka tersebut tidak termasuk tersangka yang ditangkap karena kejahatan non-ekonomi atau mereka yang bukan anggota Partai Komunis Cina yang berkuasa.

Laporan LSM tersebut menuduh intimidasi terhadap anggota keluarga tersangka di Cina, selain pengiriman agen-agen Cina ke luar negeri  untuk mengancam target.

Terkadang warga negara asing terpikat ke negara ketiga yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Cina, kata kelompok hak asasi itu.

Operasi Fox Hunt diluncurkan pada tahun 2014 untuk melacak ekspatriat yang dicari karena kejahatan ekonomi, sementara Operasi Sky Net yang lebih besar dimulai pada tahun 2015 dan kemudian dilipat menjadi Fox Hunt.

China sebelumnya dituduh melakukan berbagai penculikan di luar negeri.

Pada tahun 2015, penjual buku dan warga negara Swedia Gui Minhai diduga diculik dari Thailand sebelum kemudian muncul kembali dalam tahanan pemerintah Cina. Dua tahun kemudian, pengusaha miliarder Xiao Jianhua menghilang dari sebuah hotel di Hong Kong, dan diyakini masih ditahan di Cina.

Di Cina, pengadilan yang dikendalikan Partai Komunis menghukum semua orang orang yang diadili. [AFP]

Exit mobile version