Site icon Jernih.co

Cina Mulai Bangun ‘Istana Surgawi’

JERNIH — Tradisi tutur lisan dan tulisan Cina punya banyak cerita tentang Istana Langit dan Istana Surgawi. Hari ini, Beijing memulai pembangunan istana itu.

Cina, Kamis 29 April, meluncurkan modul pertama stasiun luar angkasa, yang akan menjadi bagian pembangunan kehadiran manusia secara permanen di antariksa.

Modul inti Tianhe, demikian Cina menyebutnya, menampung peralatan pendukung kehidupan untuk astronot. Modul digendong roket Long-March 5B yang meluncur dari Wenchang di Propinsi Hainan.

Tianhe adalah bagian dari Stasiun Luar Angkasa Tiangong. Istana Surgawi, arti harfiah Tiangong, diharapkan beroperasi tahun 2022 setelah sebelas misi pengiriman lebih banyak modul dan perkitan di orbit selesai.

Rekaman langsung penyiar CCTV menunjukan karyawan program luar angkasa bersorak ketika roket menembus atmosfer. “Sebuah istana di langit tidak lagi hanya menjadi fantasi romantis zaman kuno,” kata pembawa acara TV.

Tiangong akan serupa dengan Mir, stasiun luar angkasa Uni Soviet yang mengorbit Bumi tahun 1980 hingga 2001. Bedanya, Tiangong akan berada di orbit rendah, antara 400 sampai 450 kilometer di atas Bumi, selama 15 tahun.

Menurut Chinese Society of Astronautics, Tiangong yang selesai dibangun memiliki berat 90 ton, dan berukuran seperempat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Tiangong memiliki dua modul untuk studi ilmiah dan dilengkapi panel suraya, serta peralatan eksperimental, termasuk peralatan atom ultra dingin.

Lab Tiangong-1, modul prototipe pertama sebagai dasar bagi stasiun berawak permanen, diluncurkan September 2011. Tahun 2018 lab itu hancur saat masuk kembali ke atmosfer setelah dua tahun berhenti berfungsi. Lab Tiangong-2 diluncurkan ke orbit tahun 2016.

Ambisi Luar Angkasa

ISS, hasil kolaborasi AS, Rusia, Kanada, Eropa, dan Jepang, akan berhenti tahun 2024 meski Badan Antariksa AS (NASA) mengatakan stasiun itu berpotensi tetap berfungsi setelah 2028.

Setelah ISS pensiun, Tiangong akan menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa di orbit Bumi. Beijing tidak memiliki rencana khusus menggunakan stasiun antariksa untuk kerja sama internasional seperti ISS, tapi otoritas luar angkasa Cina mengatakan mereka terbuka berkolobarorasi dengan pihak lain.

Badan Antariksa Eropa (ESA) telah mengirim astronot ke Cina untuk menerima pelatihan, agar siap bekerja di Tiangong. Cina juga berencana membangun stasiun luar angkasa Bulan bersama Rusia.

Fasilitas itu, yang direncnakan untuk permukaan atau orbit Bulan, akan menampung fasilitas penelitian eksperimental dan menjadi obyek kerjasama luar angkasa internasional terbesar di Beijing saat ini.

Exit mobile version