“Semoga masalah seperti kemarin itu tidak terulang lagi, karena ini mempertaruhkan nama besar Indonesia,” kata dia menutup keterangan.
JERNIH-Demi gengsi dan nama besar, negeri ini memang sedang dipertaruhkan di mata dunia. Sebab akibat kesalahan konstruksi, banyak batu kerikil di lintasan Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB.
Soal ini baru ketahuan setelah 24 joki kelas dunia memacu motornya di sirkuit itu, demi mendapat settingan palng enak terkait performa motornya masing-masing di sana. Para pembalap menilai, Mandalika merupakan sirkuit paling kotor akibat debu dan batu kerikil yang bertebaran di tikungan awal dan akhir.
“Banyak batu kerikil di lintasan, sehingga bisa menyerang leher kami. Bayangkan, ada lima motor di depan Anda dan Anda terhantam dari batu-batu itu,” kata Fabio Quartararo dari Tim Yamaha kepada awak Media, pada Minggu (13/2) seperti dikutip dari Detik.
Sementara Fancesco Bagnaia dari Ducati mengatakan, panitia sudah berjanji membersihkan lintasan dari debu dan kerikil.
“Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan dan kami harap nanti lintasannya bersih dari batu-batu ketika balapan,” katanya.
Penyebab bertebarannya debu dan kerikil di tikungan awal dan akhir, lantaran tiupan angin dalam proses pengerjaan bypass di luar sirkuit dan tribun di bagian dalamnya. Novel Arsyad, Direktur PT PP selaku pihak yang melakukan pembangunan sirkuit dalam keterangan persnya pada Rabu (16/2) bilang, ada titik-titik tertentu seperti di tikungan satu dan 17 yang aspalnya terkelupas. Akibatnya, batu di dalam lapisannya pun terlepas.
“Itu kesalahan dari sisi konstruksi,” kata dia.
Batu-batu itulah yang jadi keluhan para pembalap, sebab direpotkan karena bisa saja motornya tergelincir akibat ban belakang dihantam hempasan batu-batu kecil dari ban depan.
Novel bilang, pihaknya akan segera bekerja cepat guna memuluskan aspal di lintasan yang terkelupas. Katanya, PT PP sudah berkonsultasi dengan Dorna, FIM dan Safety Comission agar mendapat persetujuan dengan standar dunia.
“Semoga masalah seperti kemarin itu tidak terulang lagi, karena ini mempertaruhkan nama besar Indonesia,” kata dia menutup keterangan.[]