CIAMIS/JERNIH — Sampai saat ini rumah sakit termasuk tempat yang dihindari untuk dikunjungi oleh masyarakat karena menjadi tempat rawan terjadinya penularan virus COVID-19. Namun dalam keadaan mendesak, rumah sakit tetap menjadi pilihan untuk berobat .
Dalam masa adaftasi new normal ini, rumah sakit telah berbenah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan ketat agar dapat melayani masyarakat dengan aman, baik itu pasien yang dirawat, pendamping pasien atau yang berkunjung untuk alasan kesehatan
Protokol kesehatan ketat yang diterapkan tidak jauh berbeda dengan aturan menjaga kesehatan masyarakat semasa pandemi ini, namun kali ini diterapkan dengan lebih ketat. Penggunaan masker, social distancing, pengecekan fisik, kesehatan dan wawancara kesehatan serta riwayat kontak dengan daerah atau orang lain yang terindikasi Covid-19 menjadi keharusan yang diterapkan di rumah sakit saat ini.
Selain rumah sakit, peran puskesmas sebagai pusat kesehatan yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat juga dioptimalkan, terjun langsung kelapangan untuk memantau perkembangan Covid 19..
Sejak awal Juni, pemerintah Provinsi Jawa Barat melakui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengerahkan 627 mobil puskesmas keliling (Pusling) yang diluncurkan ke setiap desa dan kelurahan.
Mobil tersebut telah dirancang sebagai Mobile COVID-19 Test yang dilengkapi dengan 100 alat rapid test untuk meningkatkan kewaspadaan melalui tes masif sehingga dapat menekan potensi penyebaran Covid-19.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Siska Gerfianti menyatakan di awal Juni bahwa Mobile COVID-19 Test ini menjadi pertahanan untuk mengawasi kerumunan, sehingga tidak akan menjadi sumber penularan.
Sebelumnya, masyarakat di desa tidak membayangkan bila kehidupannya kini harus berbeda dari sebelumnya, seperti membiasakan cuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mewaspadai kontak fisik dengan orang lain.
Namun untuk menjaga keselamatan karena pandemi maka kebiasaan hidup sehat dan taat protokol kesehatan mau tidak mau harus dilaksanakan. Dan warga masyarakat harus bisa beradaftasi dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.
Di Desa Cieurih, Kecamatan Cipaku Ciamis, walaupun termasuk zona putih karena sejauh ini tidak ada kasus positif corona, namun selama pandemi masyarakatnya telah memiliki kesadaran untuk bersama-sama mencegah Covid-19.
Sekertaris Desa Cieurih Dadang Gunawan menyampaikan kepada Jernih bahwa dalam menyambut new normal ini, kehidupan warga Cieurih terlihatbiasa-biasa saja. Tidak ada perbedaan yang mencolok karena protokol kesehatan telah difahami dan ditaati oleh masyarakat Cieurih.
Menurut Dadang, yang lebih ditekankan dalam menghadapi new normal yaitu menumbuhkan kemadirian dan kesadaran warga untuk menjalankan protokol kesehatan. Dengan kesadaran tersebut, warga tidak lagi merasa terpaksa mengikuti protokol kesehatan yang setiap saat ditinformasikan oleh pemerintah.
“Masyarakat Cieurih telah memiliki kesadaran untuk taat dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi menghadapi new normal ini mereka sudah terbiasa. Ini juga berkat peran aktif kepala dusun yang memeberikan edukasi kepada warganya” Kata Dadang kepada Jernih pada Minggu (07/06200).
Dadang menyatakan protokol kesehatan secara ketat dilakukan terutama dalam kegiatan yang melibatkan kumpulan warga, misalnya dalam pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).Warga yang berkumpul wajib memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kontak fisik.
“Demikian pula dengan kegiatan beribadah, Mesjid Desa Cieurih masih digunakan secara terbatas oleh warga yang tinggal di sekitar mesjid, mereka tetap harus jaga jarak, pake masker dan membawa sajadah sendiri.” pungkas Dadang.