“Ada apa sebenarnya di Sulawesi Tenggara sampai tokoh-tokoh ini tidak dilirik?” kata Yusuf mempertanyakan. Yusuf menambahkan, di sisi lain diketahui bahwa penopang ekonomi Indonesia kedua adalah Sultra yang dibuktikan dengan lahirnya PT Virtue Nikel di Sultra. Ada stok nikel kurang lebih 1,2 juta miliar dolar AS di seluruh daratan tujuh kabupaten di Sultra.
JERNIH– Dewan Pembina Anoa Sultra, Adi Yusuf Tamburaka mengatakan, dalam waktu dekat ini berhembus isu akan adanya reshuffle kabinet atau perombakan dalam jajaran kabinet Presiden Jokowi. Ia menilai, dalam Kabinet Indonesia Maju, Jokowi layak memasukkan kader-kader terbaik asal Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan berbagai pertimbangan.
” Saya sebagai putra Sultra bertanya, mengapa putra dan putri Sultra tidak pernah terpilih untuk menjadi kabinet Indonesia? Sudah tujuh presiden dan tujuh kali Jokowi datang di Sultra sampai mendapat gelar Laode, padahal putra-putri terbaik daerah kami ada di pusat,”ujar Yusuf dalam sebuah pernyataan pers.
Yusuf menilai, saat ini saja ada empat tokoh Sultra yang sangat layak masuk dalam Kabinet Indonesia Maju. “Dari segi politisi ada Pak Ridwan Bae, ada Pak Hugua mantan bupati dua periode, ada Pak La Ode Ida mantan wakil ketua Ombudsman RI, dan ada Pak La Ode Sahrif mantan wakil ketua KPK. Ada apa sebenarnya di Sulawesi Tenggara sampai tokoh-tokoh ini tidak dilirik?” kata Yusuf mempertanyakan.
Yusuf menambahkan, di sisi lain diketahui bahwa penopang ekonomi Indonesia kedua adalah Sultra yang dibuktikan dengan lahirnya PT Virtue Nikel di Sultra. Ada stok nikel kurang lebih 1,2 juta miliar dolar AS di seluruh daratan tujuh kabupaten di Sultra.
Apalagi kemudian ditambah lagi dicanangkan aspal Buton stok 600 juta ton, yang membuat para menteri datang ke Sultra. “Sehingga muncul pertanyaan, kenapa dan apakah tidak ada putra terbaik Sultra yang bisa duduk di Kabinet Indonesia Maju?” tanya dia.
“Sulawesi Barat yang baru mekar sudah ada dia punya menteri. Indonesia merdeka selama 77 tahun. Sultra merdeka dari Sulsel 57 tahun umurnya. Putra Sulsel sudah berulang kali jadi Menteri. Sulteng, Gorontalo, Sulawesi Utara Sulawesi barat, NTT, Papua, NTB, mengapa kita tidak?” tanya dia.
Menurut Yusuf, kalau memang tidak bisa diambil dari politisi, dari kalangan profesional ada, birokrat tulen ada, dan kalau pun tidak bisa jadi Menteri, ya minimal jadi wakil menteri untuk keterwakilan Sulawesi Tenggara.
“Harapan saya kepada Jokowi sebelum karpet merah dilipat pada tahun 2024, berilah kami kado yang terbaik untuk Sultra, jangan hanya datang berkunjung saja,” kata dia, berharap.
“Putra asal kami dari Sultra ini dari empat suku bangsa yang ada, mewakili kami di pusat. Berarti Indonesia melihat sepihak ke kami. Jangan hanya Pulau Wakatobinya yang dilihat, jangan hanya Pulau Labengkinya. Nikel dan aspalnya saja yang dilihat tapi orang-orangnya tidak. Artinya, jangan hanya sumber daya alam yang dilihat, tapi juga sumber daya manusianya juga,”kata Yusuf. [rls]