- Pastor Richard Daschbach dan Xanana Gusmao pernah dipuja sebagai pahlawan.
- Richard Daschbach adalah pahlawan kemanusiaan. Xanana Gusmao pahlawan kemerdekaan.
- Kini, keduanya dikecam habis-habisan rakyat Timor Leste.
- Richard Daschbach melecehkan 14 anak yatim piatu. Xanana Gusmao dituduh melindungi sang pastor.
JERNIH –– Xanana Gusmao, pahlawan kemerdekaan dan mantan presiden Timor Leste, kebanjiran kecaman rakyatnya menyusul tuduhan menutupi kejahatan pedofil seorang pastor yang akan diadili pekan depan.
Richard Daschbach, pastor asal AS, menghadapi 14 dakwaan pelecehan seksual, pornografi, dan kekerasan rumah tanggal. Ia kini berstatus tahanan rumah di kediamannya di Dili.
Pada 26 Januari, Guasmo bertemu Daschbach di kediaman sang pastor. Dalam pertemuan yang direkam video, Pastor Daschbach mengaku sebagai pedofil.
Gusmao memeluk Pastor Daschbach dan memberinya kue. Media lokal meliput pertemuan itu, menampilkan gambar-gambar Gusmao dan Daschbach berpelukan.
Daschbach adalah putra pekerja pabrik baja di Pennsylvania. Ia menempuh pendidikan kepastoran di St Mary’s Mission Seminary di Chicago tahun 1965.
Dua tahun kemudian Daschbach dikirim ke Timor oleh Society of the Divine World, kongregasi misionaris Gereja Katolik terbesar yang berbasis di Chicago. Kongregasi memliki 6.000 misionaris di 70 negara.
Tahun 1980-an, Daschbach mendirikan Topu Honis — panti asuhan dan tempat penampungan wanita — di Oecusse, enclave terpencil yang saat itu masih dalan yurisdiksi Indonesia.
Ia mengelola tempat itu selama 30 tahun. Warga Oecusse juga mengenalnya sebagai pahlawan, karena menyelamatkan ratusan anak danpengungsi selama krisis berdarah Timor Timur tahun 1999.
Tahun 2018, Daschbach jatuh cinta. Seorang gadis yang pernah tinggal di penampungan milik Daschbach berkirim surat ke Vatikan, menceritakan pelecehan seksual yang dilakukan sang pastor.
Gereja menggelar investigas. Kepada tim penyidik gereja Pastor Daschbach mengaku secara sistematis melecehkan sejumlah gadis yatim piatu yang berada di bawah asuhannya.
Dia mengungkapkan penyesalannya, dan Paus Fransiskus mencopotnya.