Site icon Jernih.co

Elon Musk Akui Gunakan Narkoba Secara Teratur

JERNIH — Elon Musk, taipan pemilik Tesla dan SpaceX, menceritakan perjuangannya melawan depresi dan menggunakan narkoba untuk keluar dari kerangka berpikir negatif.

Pernyataan Musk tentang narkoba keluar saat ditanya penyiar Don Lemon apakah pernah mengkonsumsi narkotika atau alkohol sebelum membuat postingan kontroversial. Nerkotika yang digunakan adalah ketamine.

Sebelumya, dalam podcast Joe Rogan tahun 2018, Musk membantah pernah menggunakan narkoba kecuali menghisap ganja. Ketamin dan ganja, menurut Musk adalah zat yang dikendalikan.

“Ada kalanya saya mengalami kondisi kimiawi negatif di otak saya, seperti depresi. Saya kira depresi tidak terkait dengan berita negatif apa pun, dan ketamin sangat membantu mengeluarkan seseorang dari kerangka berpikir negatif,” kata Musk kepada Lemon.

Semakin banyak penyelitian ilmiah menunjukan ketamin paling umum digunakan sebagai anestesi hewan, efektif mengobati depresi sebagai alternatif SSRI seperti Escitalopram (Lexapro) dan Fluoxetine (Prozac).

Ketamin juga menjanjikan dalam mengobati migrain, gangguan bipolar, penyakit Huntington, dan kondisi lainnya. Musk menggunakan ketamine dosis kecil setiap dua pekan sekali, dan ia mendapatkan resep dari dokter.

Ketika ditanya apakah menyalahgunakan obat itu, Musk mengatakan tidak. “Jika Anda menggunakan terlalu banyak, Anda tidak dapat menyelesaikan pekerjaan,” katanya.

Musk bekerja 16 jam sehari. Ia mengatakan tidak benar-benar mengalami situasi mental tidak akut untuk jangka waktu lama.

Pengakuan Musk bukan sesuatu yang baru. Mengutip rekan dan mitra bisnis Musk, Wall Street Journal (WSJ) dan New Yorker memuat artikel yang menduduh sang juragan menggunakan berbagai obat terlarang.

Dalam salah satu artikel yang dipublikasikan awal tahun ini, WSJ menuduh Musk secara teratur menggunakan LSD, kokain, ekstasi, dan jamur ajaib. Obat-obatan itu terkadang dikonsumsi bersama eksekutif Tesla dan SpaceX.

“Orang-orang dekat Musk khawatir penggunaan narkoba dapat menyebabkan krisis kesehatan atau membahayakan kontrak pemerintah dengan SpaceX,” tulis WSJ edisi Januari 2024.

Musk membantah tuduhan WSJ dengan menyebut surat kabar itu tidak cocok melapisi kandang burung beo.

Exit mobile version