Site icon Jernih.co

Enam Ribu Warga Cina Terinfeksi Brucellosis

Penyakit Brucellosis dikenal juga dengan sebutan demam malta atau demam Mediterania.

JERNIH-Belum tuntas dilanda pandemi Covid-19, kini Cina menghadapi wabah Brucellosis, yakni wabah yang bersumber dari kebocoran limbah sebuah perusahaan biofarmasi di Lanzhou yang terjadi tahun lalu.

Wabah ini pertama kali ditemukan pada September 2020 dan kini melanda Lanzhou, Provinsi Gansu, Cina dan telah menginfeksi sebanyak 6.620 orang.

Dilansir dari Global Times pada Jumat (6/11/2020) sebanyak 126 orang yang terinfeksi telah dirawat di 11 rumah sakit di Lanzhou. Infeksi bakteri ini menyebabkan munculnya sejumlah gejala pada tubuh seperti sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Klinik tersebut sengaja dibuka oleh Komisi kesehatan Lanzhou khusus untuk menangani orang-orang yang merasa mengalami gejala brucellosis. Bahkan pemerintah kota telah mengalokasikan dana kompensasi sebesar 10 juta yuan atau sekitar Rp21 miliar untuk pemantauan, diagnosis, pengobatan dan kompensasi bagi yang terinfeksi. Alokasi itu disetujui sejak 24 September lalu.

Pelayanan terhadap warga dilakukan dengan melakukan pengujian gratis bagi warga setempat dan bagi mereka yang dinyatakan terinfeksi akan mendapat pengobatan gratis. Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Lanzhou, Wei Qingxiang.

Hingga kini, sebanyak 55.725 orang telah menjalani pengujian untuk mendeteksi apakah mereka terinfeksi atau tidak.

Kini pemerintah kota tengah mendesak agar perusahaan farmasi yang ditengarai sebagai penyebab tersebarnya wabah tersebut untuk segera memindahkan pabrik keluar kota.

Otorita setempat juga telah meminta pertanggungjawaban terhadap delapan orang yang dianggap bertanggungjawab atas kebocoran instalasi pabrik itu.

Mereka yang positif terinfeksi penyakit ini biasanya karena makan makanan yang telah terkontaminasi atau menghirup bakteri. Namun penularan penyakit dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi. (tvl)

Exit mobile version