Site icon Jernih.co

Episode Berikut: Turkiye-Israel Berperang di Suriah

JERNIH — Komisi Nagel, lembaga yang didirikan pemerintah Israel Agustus 2024, memperingatkan PM Benjamin Netanyahu akan kemungkinan Israel terlibat perang dengan Turkiye, menyusul dukungan Ankara terhadap faksi di Suriah.

Di Istanbul, jauh sebelum Komisi Nagel mengeluarkan peringatan, Daily Sabah edisi 20 Desember 2024 menulis memasang judul di artikel opini; Is Israel’s next target Türkiye? Di kolomnya di Daily Sabah edisi 11 Oktober 2024, penulis Murat Yesiltas memasang judul; Is Israel a national security threat for Türkiye?

Sejauh ini belum ada pejabat Turkiye yang mengutarkan hal itu. Di Israel, Komisi Nigel — dipimpin Prof Jacob Nagel, mantan kepala Dewan Keamanan Nasional dan mantan Penasehat Keamanan Nasional untuk PM Netanyahu — menyampaikan kemungkinan itu secara terbuka.

Dalam dokumen yang disampaikan ke pemerintah Israel, Komisi Nagel menyoroti ambisi Ankara memulihkan pengaruh era Ottoman di Timur Tengah. Komisi Nagel juga memperingatkan beberapa faksi Suriah bersekutu dengan Turki.

“Ancaman Suriah dapat berkembang menjadi lebih berbahaya dibanding ancaman Iran,” kata Komisi Nagel.

Laporan Komisi Nagel merekomendasikan perubahan besar dalam strategi pertahanan Israel, beralih dari pencegahan menjadi lebih proaktif. Ini akan melibatkan 70 persen sumber daya pertahanan untuk operasi ofensif dan peningkatan anggaran 2025 sebesar 2,5 miliar dolar, atau menjadi 123 miliar dolar.

Pada 2030, menurut Komisi Nagel, Israel harus mempertahankan anggaran yang lebih tinggi.

Kejatauah rezim Bashar Assad di Suriah, yang digulingkan serangan jihad mendadak pemberontak pimpinan Hayat Tahrin as-Sham (HTS), mengantarkan pencairan hubungan Ankara-Damaskus. Suriah kini menyeru pencabutan sanksi internasional yang melumpuhkan, dan mengincar operasi gabungan dengan Turki untuk melawan militan Kurdi.

Israel, setelah kejatuhan Assad, menduduki banyak wilayah Suriah yang diakui secara internasional dan menghancurkan hampir seluruh persenjataan negeri itu. Tel Aviv tidak ingin rezim baru Suriah mewariskan senjata itu, yang akan mengancam Israel.

Hubungan Israel-Turkiye juga memburuk sejak Tel Aviv menggempur Gaza. Secara historis, Turkiye adalah pendukung setia Palestina. Presiden Recep Tayyip Erdogan berkali-kali menuduh Israel melakukan terorisme negara.

Cepat atau lambat, Turkiye dan Israel akan menjadikan Suriah medan tempur yang mungkin lebih keras dibanding Lebanon dan Gazza. Iran pasti tidak akan tinggal diam.

Exit mobile version