Site icon Jernih.co

Errol Musk, Ayah Elon Musk Donasikan Sperma untuk Ciptakan ‘Generasi Baru Elon’

JERNIH — Errol Musk, ayah miliarder Elon Musk, mengklaim diminta menyumbangkan sperma ke suatu organisasi — namanya tak disebutkan — yang berupaya menciptakan ‘generasi baru Elon’.

“Saya punya perusahaan di Kolombia yang ingin saya mendonasikan sperma untuk menghamili wanita kelas atas di negara itu karena mereka ingin anak mereka seperti Elon Musk,” kata Errol Musk, kini berusia 76 tahun, kepada tabloid The Sun.

Errol melanjutkan; “Wanita kolombia mengatakan mengapa harus menikahi Elon, kalau ternyata ada lelaki yang sebenarnya menciptakan Elon.”

Ketika ditanya apakah siap mendonasikan sperma secara gratis, alias tanpa dipungut biaya, warga Afrika Selatan itu menjawab; “Yah, mengapa tidak?”

Sejauh ini Errol belum ditawari pembayaran apa pun jika bersedia menyumbangkan sperma-nya. Namun, dia bisa menerima manfaat lain seperti perjalanan kelas satu, akomodasi bintang lima, dan fasilitas lain.

Dalam wawancara sebelumnya, Errol mengungkapkan dia adalah ayah dari anak kedua Jana Bezuidenhout, putri tirinya yang berusia 34 tahun. Dia juga bersedia memiliki banyak anak dari banyak wanita jika dia bisa, karena percaya satu-satuya tujuan manusia di Bumi adalah bereproduksi.

Errol Musk punya tiga anak dari istri pertamanya; Maye Musk, yaitu Elon, Kimbal, dan Tosca. Setelah itu dia menikah lagi dengan Heide Bezuidenhout, yang bertahan 18 tahun.

Ia membantu membesarkan Jana, anak tirinya yang saat itu masih kecil. Dari perkawinan dengan Heide Bezuidenhout lahir Rose dan Alexandra, lalu keduanya berpisah.

Errol Musk kemudian menjadi ayah dari dua anak dengan putri tirinya; Jana, yang terpaut usia 42 tahun. Skandal ingin berpotensi mengekspose Errol dengan tuduhan inses. Di Afrika Selatan, inses adalah ilegal.

Namun Errol mengklaim Jana bukan anak tirinya setelah bercerai dengan Haide.

Menurut Errol, beberapa wanita telah secara keliru mengklaim memiliki anak hasil hubungan intim dengannya. Menurut Errol, wanita itu oportuis dan perlu diabaikan.

“Ada suatu periode di tahun 1980-an di Johannesburg saya berkencan dengan wanita berbeda setiap malam,” kata Errol. “Saya punya banyak teman kencan.”

Ia melanjutkan; “Salah satu dari mereka mungkin saya menemui saya dan mengklaim punya anak dari hubungan dengan saya. Anehnya, mengapa begitu banyak yang mengklaim punya anak dari saya.”

Exit mobile version