- Aktivitas vulkanik Merapi meningkat, status menjadi siaga.
- Kegiatan pariwisata dan pertambangan dihentikan.
- 300 orang dari dua desa diungsikan.
Jernih — sementara dunia tengah membicarakan pemilihan Presiden AS, atau massa di Indonesia yang tengah sibuk mempersiapkan kepulangan Riziek Shihab, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta tengah sibuk mengevakuasi warga yang tinggal di lereng gunung Merapi pada Jumat (6/11/2020).
Sebelumnya pihak berwenang telah menaikkan tingkat bahaya Gunung Merapi pada hari Kamis (5/11/2020) dan memerintahkan penghentian kegiatan pariwisata dan pertambangan. Namun aktivitas vulkanik terus meningkat.
Hanik Humaida, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Yogyakarta, memperingatkan bahwa Merapi bisa meletus kapan saja, dan memungkinkan dapat mengirim awan gas panas ke lerengnya hingga 5 km.
Edy Susanto, pejabat BPBD, mengatakan sekitar 300 orang dari dua desa, kebanyakan lansia, ibu hamil dan anak-anak, dibawa ke tempat penampungan darurat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Edy mengatakan tindakan darurat untuk mengevakuasi orang-orang yang tinggal dalam jarak 6 km dari mulut kawah sedang dipersiapkan karena pemerintah daerah di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta memantau situasi dengan cermat.
Badan geologi Indonesia menaikkan tingkat kewaspadaan Gunung Merapi, yang telah berada di tingkat tertinggi ketiga sejak mulai meletus tahun lalu, ke tingkat tertinggi kedua setelah sensor mendeteksi peningkatan aktivitas.
Kondisi ini dapat memicu proses ekstrusi magma atau letusan eksplosif, kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Raditya Jati dalam sebuah pernyataan.
Pihak berwenang pun telah menghentikan aktivitas pertambangan di sepanjang sungai dan pendakian. Hanya personel badan bencana dan peneliti yang diizinkan memasuki area terlarang.
Merapi memuntahkan abu dan gas panas dalam kolom setinggi 6 km ke langit pada bulan Juni lalu, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Tahun 2010 merupakan letusan besar terakhir yang menewaskan 347 jiwa, dan sekitar 20.000 penduduk desa harus dievakuasi.
Gunung setinggi 2.968 meter itu berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Yogyakarta. Dan dalam radius 10 km dari gunung Merapi, sekitar seperempat juta orang tinggal.