New York — Facebook mencopot semua iklan kampanye Presiden AS Donald Trump karena melanggar kebijakan terhadap kebencian terorganisir dan retorika rasial.
Iklan yang dihapus menunjukan segitiga merah terbalik, dengan teks yang meminta pengguna Facebook menandatangani petisi melawan Antifa — gerakan antifasis yang terorganisir secara longgar.
Dalam tweet hari Kamis, Jonathan Greenblatt — CEO Anti-Defamation League — mengatakan Nazi menggunakan segitiga merah untuk mengidentifikasi korban politik mereka di kamp konsentrasi. Kini, kata Greenblatt, mereka menggunakanya untuk menyerang lawan politik yang sangat ofensif.
Iklan itu terpasang di laman milik Trump dan Wapres Mike Pance, serta muncul di iklan dan pos organik di laman Team Trump.
Juru bicara Facebook mengatakan; “Kami melarang penggunaan simbol-simbol kelompok kebencian untuk mengidentifikasi tahanan politik tanpa konteks yang mengutuk atau membahas simbol itu.”
Tim Murtaugh, juru bicara kampanye Trump, mengatakan segitiga terbalik adalah simbol yang digunakan Antifa. “Jadi simbol itu dimasukan dalam iklan tentang Antifa,” katanya.
Ia juga mengatakan Facebook masih memiliki emoji segitiga merah terbalik. Ini membuat penasaran bahwa Facebook hanya menargetkan iklan kampanye Trump untuk dicopot.
Segitiga merah terbalik juga digunakan dalam basis simbol kebencian Liga Anti-Pencemaran Nama Baik.
Trump mengancam memberi stigma organisasi teror domestik kepada Antifa, meski para sarjana tidak yakin dia akan melakukannya.
Di Twitter, Antifa International — cabang gerakan terorganisir secara longgar — mencatat Antifa tidak menggunakan simbol itu dan telah menunjukan penggunaan simbol dalam iklan yang terkait dengan Trump lebih setahun lalu.
Tidak hanya menghapus iklan kampanye Trump, Facebook juga menghapus 900 akun terkait kelompok supremasi kulit putih, setelah beberapa anggota kelompok itu membahas rencana membawa saenjata dalam protes pembunuhan George Floyd.
Akun-akun Facebook dan Instagram yang berkaitan dengan Proud Boys dan American Guard, dua kelompok kebencian, juga sudah dilarang.
Proud Boys semula dianggap angota alt-right, re-branding ideologi nasionalis kulit putih yang mendapatkan popularitas saat pemilihan Trump tahun 2016. Mereka, bersama kelompok lain, semula mendukung Trump.