Rio de Janeiro — Netflix merilis film khusus Natal yang menggambarkan Yesus Kristus sebagai pria gay. Satu juta orang menandatangani petisi protes.
Daily Mail memberitakan film berdurasi 46 menit berjudul The First Temptation of Christ itu dirilis di Brasil, 3 Desember 2019. Setelah gambar mulai bergulir, kontroversi muncul.
Film dibuat oleh kelompok komedi YouTube yang berbasis di Brasil itu memperlihatkan Yesus Kristus sebagai homoseksual yang tertutup pada Natal.
Sejauh ini 1,4 juta orang menandatangani petisi online, yang menyeru Netflix menghapus bagian tak pantas dan mengambil tindakan kepada produser yang tak peka terhadap perasaan umat Kristiani.
Dalam film terlihat Yesus Kristus dan Orlando, kawannya, tiba di rumah Maria dan Joseph yang mengadakan pesta ulang tahun putra mereka.
Yesus Kristus mencoba mengabaikan hubungannya dengan Orlando, agar tidak terlihat kesan keduanya tidak sekadar berteman.
Daily News menulis kisah yang salah itu membuat sebagian orang Kristen kecewa dan menyebut film itu sampah, sangat ofensif terhadap nilai-nilai dan prinsip Kristen, tiadk toleran terhadap agama.
Eduardo Bolsonaro, putra Presiden Brasil Jair Bolsonaro, menulis di media sosial; “Kami mendukung kebebasan berekspresi, tapi apakah layak menyerang kepercayaan 86 persen rakyat Brasil.”
Henrique Soares da Costa, uskup Pernambuco, mengecam film itu sebagai penghujatan, vulgar, dan tidak sopan.
Fox News memberitakan bukan kali pertama Porta dos Fundos, kelompok komedi pembuat film itu, membuat karya keagamaan kontroversial.
Dalam The Last Hangover, Porta dos Fundos menggambarkan seorang murid mencari Yesus Kristus di pagi hari setelah Perjamuan Terakhir.
Dalam deskripsi Netflix terbaca dalam lelucon biblikal Hangover ini para rasul terbangun mencari Yesus Kristus yang hilang, dan mengumpulkan mereka yang melakukan Perjamuan Terakhir malam sebelumnya.
Film ini memenangkan penghargaan Emmy International untuk acara televisi web komedi terbaik.
Porta dos Fundos mengejek petisi yang menantang mereka yang menyerukan penghapusan film itu dari Netflix. “Posta dos Fundos menghargai kebebasan artistik dan humor melalui sindiran pada tema budaya paling beragam di masyarakat kita,” kata kelompok itu
“Kami percaya kebebasan berekspresi adalah konstruksi penting untuk negara demokratis,” lanjutnya.