Site icon Jernih.co

First Nation Robohkan Patung Ratu Victoria dan Elizabeth II

JERNIH — Komunitas First Nation, sebutan untuk pribumi Kanada yang terdiri dari ratusan suku, merobohkan patung Ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II di halaman Badan Legislatif Manitoba, Kanada.

Penggulingan kedua patung itu terjadi ketika ribuan suku-suku pribumi asli Kanada turun ke jalan pada Hari Kanada, Kamis 1 Juli, untuk mendesak pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh menyusul temuan tiga kuburan massal anak-anak korban asimilasi paksa.

Sebagian dari ribuan orang berkumpul di halaman Badan Legislatif Manitoba. Aksi berlangsung damai, sampai terjadi perobohan patung Ratu Victoria. Polisi menyetrum satu peserta aksi dan menangkapnya.

Patung itu kini tertutup cat merah, dengan sebuah tanda bertuliskan; “Kami pernah menjadi anak-anak. Bawa mereka pulang,” dibiarkan bersandar di atas patung Ratu Victoria yang digulingkan.

Puluhan orang, sebagian besar mengenakan kemeja oranye, masih berada tak jauh dari patung itu. Mereka datang ke halaman Balai Legislatif Manitoba untuk berbagi kesedihan akan nasib anak-anak suku asli yang dikirim ke sekolah asrama.

Patung Ratu Victoria diresmikan tahun 1904, ketika kebijakan kolonialisme Inggris menggelar program asimilasi paksa untuk merebut tanah-tanah adat setiap suku.

Patung Ratu Elizabeth II, yang terletak di sisi timur halaman, juga digulingkan dan dibiarkan terkapar.

Belinda Vandenbroeck, seorang penyintas sekolah asrama, mengatakan kepada CBC News bahw dia tidak ada hubungan dengan perobohan patung Ratu Victoria tapi tidak menyesalinya.

“Ratu itu adalah yang yang memberikan tanah-tanah kami kepada para tuan yang ceria, para tuan yang menjual bulu binatang kepadanya,” kata Belinda. “Ratu Victoria tidak punya tempat di hati kami. Kebijakan kolonialisme-nya mendikte kami sampai saat ini.”

Exit mobile version