- Junta militer Myanmar pimpinan Jenderan Min Aung Hlaing mengeluarkan pernyataan tak terduga, yaitu mengundang internasional memberikan bantuan.
- Di Bangkok, puluhan pekerja terjebak di bangunan 30 lantai yang runtuh.
JERNIH — Gempa magnitud 7,7 yang melanda Myanmar, Thailand, dan mengguncang Tiongkok, menewaskan 150 orang, melukai ratusan lainnya, dan memerangkap puluhan pekerja di bawah bangunan runtuh. Jumlah korban tewas diperkirakan bertambah.
Gempa terjadi dua kali. Pertama berkekuatan 7,7 skala Richter. Kedua, hanya beberapa menit setelah gempa pertama, berkekuatan 6,5 skala Richter. Kedua gempa meratakan barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah, merobohkan jembatan, dan merekan jalan di seluruh Myanmar. Di Bangkok, gempa merobohkan gedung 30 lantai yang sedang dibangun.
Di Bangkok, PM Thailand Paetongtarn Shinawatra mempersingkat kunjungan ke pulau-pulau kecil di Phuket dan menggelar rapat darurat. Di Myanmar, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing mengeluarkan permohonan langka, yaitu bantuan internasional.
Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan gempa menewaskan 144 orang, dengan 732 orang terluka parah. Ia juga mengatkan korban kemungkinan bertambah.
Di Thailand, tim bantuan dan pencari korban memastikan tiga orang tewas, dan puluhan lainnya luka-luka.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan; “Di beberapa tempat, bangunan runtuh. Saya ingin mengundang negara mana pun, organisasi apa pun, atau siapa pun, datang membantu Myanmar.”
Min Aung Hlaing mengatakan telah membuka semua jalan bagi bantuan asing. Myanmar, katanya, butuh bantuan secepatnya.
Korban Massal
Empat tahun perang saudara yang dipicu perebutan kekuasaan oleh militer telah menghancurkan infrastruktur dan sistem kesehatan Myanmar. Akibatnya, negara itu tidak siap menghadapi bencana sehebat ini.
Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah paling parah. Ratusan korban tiba di RS Naypyitaw, ibu kota baru Myanmar, setelah pintu gawat darurat ambruk menimpa sebuah mobil.
Seorang pejabat rumah sakit menggambarkan RS Naypyitaw sebagai area korban massal, dengan petugas medis merawat korban luka di luar gedung.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Kami berusaha menangani situasi, saya sangat kelelahan,” kata seorang dokter.
Saat malam tiba, tim penyelamat berusaha mengeluarkan seorang ibu dan anak dari reruntuhan bangunan di Naypyitaw. Keduanya luka parah, tapi tim tidak dapat menjangkau mereka.
