Site icon Jernih.co

Gereja Katolik Swiss Minta Vatikan Hapus Hukum Selibat

JERNIH — Presiden Konferensi Waligereja Swiss Uskup Felix Gmur meminta Vatikan menghapus hukum selibat, dan mempertimbangkan untuk menerima imam perempuan, setelah penelitian mengungkap lebih 1.000 kasus pelecehan seksual yang dilakukan para imam sejak 1950.

“Selibat berarti saya siap sedia bagi Tuhan. Namun saya yakin aturan ini tidak lagi dipahami oleh masyarakat,” kata Uskup Gmur kepada surat kabar Neue Zurcher Zeitung edisi Sabtu 23 September.

“Sudah tiba waktu untuk menghapuskan selibat,” lanjutnya. “Saya tidak punya masalah sama sekali dengan pastor yang menikah.”

Gereja Katolik melarang pastor menikah atau melakukan aktivitas seksual apa pun, meski tahun 2019 Vatikan mengakui aturan ini sering dilanggar yang membuat adanya seperangkat pedoman rahasia. Pedoman itu merinci cara menangani kasus pator yang menjadi ayah dengan beberapa anak.

Di bawah peraturan Gereja Katolik yang ketat, pelecehan sering terjadi. Awal bulan ini, sebuah penelitian yang dilakukan Konferensi Waligereja Swiss mengungkap lebih 1.000 kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan pastor di Swiss antara 1950 sampai saat ini.

Sekitar 510 orang diduga terlibat dalam pelecehan itu, dan tiga perempat dari seluruh korban adalah anak-anak di bawah umur.

Uskup Gmur mengatakan akan melobi Vatikan agar Gereja Katolik melakukan desentralisasi, dengan masing-masing keuskupan diizinkan menetapkan aturan sendiri mengenai selibat dan pentahbisan imam perempuan.

Konferensi Waligereja Swiss juga mengumumkan akan membentuk pengadilan pidana dan disiplin untuk menyelidiki dan menghukum mereka yang terlibat dugaan pelecehan.

Pembentukan pengadilan akan menyebabkan Konferensi Waligereja Swiss berbenturan dengan Vatikan, karena hukum kanonik tidak mengizinkan prosedur semacam itu.

Tahun 2019 Paus Fransiskus berjanji menindak kejahatan destruktif pelecehan seksual di Gereja, dan mengeluarkan dekrit yang mewajibkan imam dan anggota ordo keagamaan melaporkan dugaan kasus pelecehan seksual.

Namun, Paus Fransiskus dituduh menoleransi pelecehan yang dilakukan para pastor tingkat tinggi, termasuk Kardinal Theodore McCarrick — penasehat terpercayanya.

Exit mobile version