- Tamu Yahudi Ortodoks kerap merusak, mencuri, dan bikin masalah.
- Pihak Pischa Hotel tidak akan mencabut keputusannya karena muak dengan Yahudi Ortodoks.
JERNIH — Pischa, sebuah hotel restoran pegunungan di Davos, Swiss, mengumumkan tidak akan lagi menyewakan peralatan ski, olahraga salju, dan menyediakan kamar, untuk tamu Yahudi.
Hotel Pischa segera menghadapi tuduhan anti-Semitisme, dan itu adalah skandal besar. Polisi Swiss segera turun tangan menginvestigasi apa yang terjadi di balik larangan itu.
Manajemen Hotel Pischa menggelar pemberitaan ofensif selama sepekan terakhir. Mereka memasang pengumuman di pintu ruang penyimpanan peralatan ski. Pengumuman ditulis dalam Bahasa Ibrani.
Menurut manajemen hotel, larangan ini bukan soal pro-Palestina dan anti-Semistisme. Tapi, katanya, tamu-tamu Yahudi itu nakal; merusakan properti dan mencuri.
“Akibat berbagai kejadian yang tidak menguntungkan, termasuk pencurian kereta luncur, kami tiak lagi menyewakan peralatan olahraga kepada saudara Yahudi kami,” demikian pemberitahuan manajemen hotel. “Larangan berlaku untuk semua perlengkapan; papan udara, jack ski, dan sepatu salju.”
Senin 12 Februari, kepolisian Davos mengkonfirmasi kepada surat kabar 20 Minuten bahwa pihaknya meluncurkan penyelidikan resmi atas masalah ini. Dugaannya, hotel melakukan tindak diskriminasi dan hasutan kebencian.
Federasi Komunitas Yahudi Swiss (SIG) mengecam keras Pischa. Menurutya, larangan itu adalah tingkat keberanian baru, dan berjaji mengajukan keluhan sendiri.
“Sekelompok tamu kolektif direndahkan berdasarkan penampilan dan asal mereka,” klaim Sekjen SIG Jonathan Kreutner dalam pernyataannya.
Pischa mengatakan tak akan mengubah keputusanya. Ia berkeras pada alasan kebijakan diambil akibat perilaku merusak dan mencuri orang Yahudi Ortodoks.
“Kami tidak menginginkan lagi direpotkan dengan pengrusakan dan pencurian,” kata manajemen hotel. “Kami menggunakan hak kami untuk memutuskan siapa yang dapat menyewa properti kami dan siapa yang tidak.”
Manajemen Hotel Pischa juga menegaskan kebijakannya tidak ada kaitan dengan keyakinan, warna kulit, atau preferensi pribadi para tamu. “Tamu-tamu Yahudi Ortodoks itu pasti akan menyebabkan kecelakaan serius bagi orang lain suatu saat, karena mereka tidak mengembalikan peralatan yang disewa tapi melemparkannya ke lereng gunung,” kata manajemen hotel.
Sportbahnen Pische AG, operator pariwisata regional, menjauhkan diri dari insiden itu. Reto Branschi, CEO Davos Klosters — perusahaan induk Pischa — mengatakan pemberitahuan itu dapat melukai perasaan kelompok Yahudi secara keseluruhan, dan itu tidak boleh terjadi.
Namun Branschi mengakui orang Yahudi Ortodoks selalu menunjukan perilaku nakal, dan kerap terlibat massalah dengan resor lokal. “Kesulitan dengan kelompok kecil ini adalah fakta, dan itu berlangsung bertahun-tahun,” kata Branschi.