Site icon Jernih.co

Gorila Tertua di Dunia Mati Pada Usia 61 Tahun

JERNIH — Ozzie, gorila tertua di dunia, Selasa 25 Januari tewas di Kebun Binatang Atlanta, Georgia, AS, dalam usia 61 tahun.

SputnikNews memberitakan penyebab kematian belum diketahui. Universitas Georgia dan Layanan Patologi Hewan Eksotis akan melakukan nekropsi, atau otopsi non-manusia, untuk mengetahui penyebab kematian.

Di alam liar, gorila biasanya berusia antara 35 sampai 40 tahun. Ozzie mencapai usia terhormat di kalangan spesiesnya, dan tercatat sebagai gorila tertua ketiga di dunia.

Jenazah Ozzie ditemukan Selasa lalu oleh staf perawatan Kebun Binatang Atlanta. Pekan sebelumnya, Ozzie memperlihatkan tanda-tanda nafsu makan berkurang, dan tim Perawatan Hewan memberinya dukungan.

Tim merawatnya selama 24 jam terakhir. Ozzie saat itu terlihat lemah, dengan wajah bengkak, dan tidak makan dan minum.

“Kematian Ozzie adalah kehilangan yang menghancurkan bagi kami,” kata Raymond B King, presiden dan CEO Kebun Bintang. “Kontribusi Ozzie tidak akan terhapus. Kami berduka bersama tim perawat yang kehilangan sebagian hidup dan hati mereka.”

Selama hidup yang panjang, Ozzie menjadi legenda sejati. Bersama Willie B, seekor gorila terkenal yang meninggal tahun 2.000, Kebun Bintang Atlanta bangkit dan dikunjungi banyak orang.

Ozzie adalah satu-satunya yang selamat dari kelompok gorila pertama yang tiba di Kebun Binatang Atlanta tahun 1988. Tahun 2009, Ozzie membuat sejarah zoologi dengan menjadi gorila pertama di dunia yang melakukan pembacaan tekanan darah sukarela.

Saat itu, Ozzie berusia 48 tahun, dan dianggap geriatri oleh pejabat. Status geriatri diberikan setelah gorila mencapai usia 40 tahun.

Ozzie meninggalkan tiga putra; Kekla, Stadi, dan Charlie, serta cucu perempuan bernama Lulu, dan dua cucu laki-laki; Andi dan Floyd. Anak-anak dan cucu Ozzie kini menghuni berbagai kebun binatang terakreditasi di AS.

Gorila dataran rendah terancam kepunahan akibat peruburuan ilegal, hilangnya habitat, dan penyakit. Ozzie adalah gorila dataran rendah, yang kini mengalami penurunan sampai 90 persen di habitatnya di Afrika.

Exit mobile version