BANDARLAMPUNG – Dampak penyebaran virus corona, beberapa penerbangan Cina ke sejumlah negara di hentikan sementara. Namun tidak bagi Provinsi Lampung.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, mengatakan pihaknya tak melarang para wisata asing berkunjung ke wilayahnya termasuk yang berasal dari Cina, meski penyebaran virus corona telah merebak ke sejumlah negara.
“Kami tidak melarang mereka bila ingin berkunjung ke sini, karena tidak ada gangguan,” ujarnya di Bandarlampung, Senin (27/1/2020).
Ketidakkhawatiran itu, lanjut Djunaidi, karena di setiap pintu masuk, baik pelabuhan dan bandara telah dipasangi alat pendeteksi panas tubuh untuk mengetahui penyakit tersebut.
“Toh kita sudah pasang alat deteksi di bandara dan pelabuhan,” katanya.
Bila ditemukan wisatawan yang terkena virus tersebut, ia meminta agar pihak kesehatan bandara dan pelabuhan melakukan tindakan pencegahan, lalu ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut.
“Saya sudah sampaikan ke Dinas Kesehatan untuk sesegera mungkin alat tersebut (pemindai panas) dipasang di Pelabuhan Bakauheni untuk mencegah penyebaran masuk ke Lampung,” ujar dia.
Ia mengklaim, telah siap menghadapi penyebaran virus mematikan itu, bahkan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) telah siap. Dengan pengalaman penanganan Flu Burung yang menurutnya, hampir sejenis dengan Corona.
“Tapi saya harap di Provinsi Lampung tidak ada yang terkena penyakit ini,” kata dia.
Dengan koordinasi RSUDAM, pelabuhan Bakauheni, Dinas Kesehatan, dan Bandara, dirinya yakin penyakit tersebut bisa di atasi ataupun diminimalisir, sehingga tidak perlu ada tim khusus.
“Rumah sakit kita memiliki dokter dan perawat yang sudah siap dalam menghadapi penyakit ini, ditambah alat dan kamar isolasi yang memadai,” ujarnya.
Berbeda denga Lampung, penerbangan dari Kota Shenzhen dan Xian, Cina ke Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau dihentikan sementara. “Penerbangan Cina ke sini (Batam) sudah dihentikan oleh travel agen nya di sana,” ujar Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, di Batam, Senin (27/1/2020).
Rudi menjelaskan, kebijakan penghentian penerbangan sementara bukan permintaan pemerintah, melainkan inisiatif para penyedia jasa atau biro perjalanan yang membawa pelancong dari Negeri Tirai Bambu ke Batam.
“Berarti mereka mengantisipasi warganya juga,” kata dia.
Terkait sampai kapan penghentian penerbangan itu, hal tersebut tergantung kebijakan biro perjalanan. “Yang berhenti mereka, mereka yang menentukan,” katanya. [Fan]