Site icon Jernih.co

Hamas akan Bebaskan Sandera Israel Besok Pagi

JERNIH – Hamas akan mulai membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza pada Senin (13/10/2025) besok pagi, sebelum Presiden AS Donald Trump memimpin pertemuan puncak internasional di Mesir mengenai rencana perdamaiannya untuk wilayah tersebut.

“Menurut perjanjian yang ditandatangani, pertukaran tahanan akan dimulai pada Senin pagi seperti yang disepakati,” kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada AFP dalam sebuah wawancara Sabtu (11/10/2025).

Sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan itu, Hamas, yang serangan mematikannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memicu konflik, akan membebaskan para tawanan, 20 di antaranya diyakini Israel masih hidup, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Kepresidenan Mesir mengumumkan, Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi akan memimpin pertemuan puncak lebih dari 20 negara di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh pada Senin sore. Pertemuan tersebut bertujuan “untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, meningkatkan upaya mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, dan mengawali era baru keamanan serta stabilitas regional,” katanya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyatakan akan hadir, demikian pula Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, rekan-rekannya dari Italia dan Spanyol, Giorgia Miloni dan Pedro Sanchez, serta Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Belum ada kabar langsung mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan hadir, sementara Hamas mengatakan tidak akan berpartisipasi karena telah “bertindak terutama melalui… mediator Qatar dan Mesir” selama perundingan, kata anggota biro politik Hamas, Hossam Badran.

Para mediator masih memiliki tugas rumit untuk mengamankan solusi politik jangka panjang yang akan membuat Hamas menyerahkan senjata dan mundur dari pemerintahan Gaza. Badran mengatakan fase kedua dari rencana Trump “mengandung banyak kerumitan dan kesulitan”, sementara seorang pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pelucutan senjata “tidak mungkin dilakukan”.

Kekuatan Multinasional

Di bawah rencana Trump, saat Israel melakukan penarikan bertahap dari kota-kota Gaza, akan digantikan pasukan multi-nasional dari Mesir, Qatar, Turkiye dan Uni Emirat Arab, yang dikoordinasikan pusat komando pimpinan AS di Israel.

Pada hari Sabtu, Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Laksamana Brad Cooper, utusan Timur Tengah Trump Steve Witkoff dan menantu Trump Jared Kushner mengunjungi Gaza, tempat ratusan ribu warga Palestina kembali bergerak ke rumah mereka yang hancur.

Witkoff, Kushner dan putri Trump Ivanka kemudian pergi ke Tel Aviv untuk menghadiri pertemuan dengan keluarga para sandera Israel tersisa yang ditahan di Gaza, di mana orang banyak berteriak “Terima kasih Trump.”

Einav Zangauker, yang putranya Matan adalah salah satu dari sekitar 20 sandera yang diyakini masih hidup, mengatakan: “Kami akan terus berteriak dan berjuang sampai semua orang pulang.”

“Kami akhirnya merasa berharap, tetapi kami tidak bisa dan tidak akan berhenti sekarang,” tambah Zairo Shachar Mohr Munder, yang pamannya, Abraham, diculik selama serangan Hamas dan jenazahnya ditemukan pada bulan Agustus.

Hamas memiliki waktu hingga siang hari pada hari Senin untuk menyerahkan 47 sandera tersisa — hidup dan mati — dari 251 orang yang diculik dalam serangan dua tahun lalu. Jenazah satu sandera lagi, yang ditahan di Gaza sejak 2014, juga diperkirakan akan dikembalikan.

Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 250 tahanan, termasuk beberapa yang menjalani hukuman seumur hidup karena serangan anti-Israel yang mematikan, dan 1.700 warga Gaza yang ditahan oleh militer sejak perang pecah. Dinas penjara Israel mengatakan mereka telah memindahkan 250 tahanan keamanan nasional ke dua penjara sebelum penyerahan.

Exit mobile version